SOLOPOS.COM - Potongan gambar salah satu video kutbah Jumat Ustaz Yusuf Mansur. (Youtube)

Solopos.com, SOLO — Seorang mubalig di Kota Solo, Jawa Tengah, Dr. Supandi berharap Yusuf Mansur berhenti berceramah karena dinilai menistakan ajaran agama Islam.

Imbauan itu disampaikan Supandi melalui rekaman video yang ia unggah di kanal Youtube Sunnah dan Adab, 14 Maret 2022 lalu. Masyarakat diimbau tidak memberi panggung kepada Ustaz Yusuf Mansur.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Hari ini tanggal 14 Maret 2022 saya ingin menunjukkan beberapa bukti Yusuf Mansur telah menistakan agama. Jadi bukan lagi sekadar mengkhianati atau wanprestasi kaum muslimin yang jumlahnya banyak sampai ribuan, dia juga masuk kategori orang yang mendustakan Islam,” ujar Supandi seperti dikutip Solopos.com, Selasa (22/3/2022).

Baca Juga: Khotbah Yusuf Mansur Disorot, Ini Lima Rukun dalam Khotbah Jumat

Menurut Supandi, sebagai seorang ustaz Yusuf Mansur dinilai telah meremehkan ajaran agama Islam karena tidak amanah.

“Sebaiknya Yusuf Mansur sebagai ustaz disetop naik panggung. Ini sudah keliling lagi cari mangsa, supaya kaum muslimin perhatian, cegah kemungkaran Yusuf Mansur,” katanya.

Ustaz Yusuf Mansur belum memberi klarifikasi  terkait tudingan ini. Upaya Solopos.com meminta konfirmasi kepada Yusuf Mansur melalui Whatsapp belum mendapat jawaban.

Baca Juga: Khotbah Yusuf Mansur Disorot, Ini Lima Rukun dalam Khotbah Jumat

Berikut sejumlah indikasi Yusuf Mansur meremehkan ajaran Islam menurut Dr. Supandi:

1. Menunggak bayar gaji karyawan Paytren

Menurut Supandi, Yusuf Mansur diduga menyepelekan ajaran Islam tentang memberi upah kepada pekerja.

Hal ini terkait dengan gugatan sejumlah karyawan Paytren milik Yusuf Mansur yang belum digaji hingga berbulan-bulan, bahkan ada yang sampai 20 bulan.

“Ini bertentangan dengan ajaran Islam, bahwa dalam Islam upah buruh dibayar sebelum kering keringatnya. Upah itu begitu jatuh tempo, misalnya itu mingguan atau harian sesuai kesepakatan, maka gaji harus dibayarkan, karena itu dapur mereka, itu energi mereka. Kalau tenaga diperas tapi gaji tidak dibayar padahal mereka punya tanggungan keluarga, ini bentuk kezaliman oleh seseorang yang mengklaim dirinya ustaz,” ujar dosen salah satu perguruan tinggi negeri di Kota Solo ini.

2. Menjual tanah wakaf

Yusuf Mansur terindikasi kuat menjual tanah wakaf yang dipasrahkan kepadanya. Jika hal itu benar, kata dia, Yusuf Mansur melakukan penistaan yang besar terhadap ajaran Islam.

“Silakan diputar dialog Pak Darso (wartawan Thayyibah.com Sudarso Arief Bakuama) dengan Ibu Vina yang tanahnya dijual padahal itu niatnya untuk pondok tahfiz Alquran. Ini penistaan agama yang luar biasa. Wakaf itu harus dikelola publik untuk manfaat umat, tidak boleh dijual atau diwariskan, ini penistaan yang berat,” ujarnya.

3. Menolak bagi hasil investor

Terkait sejumlah investasi yang kini digugat ke pengadilan, Supandi menilai sebagai bentuk meremehkan amanat yang merupakan ciri-ciri orang munafik. Sifat ini harusnya jauh dari seseorang yang dilabeli sebagai ustaz.

“Orang investasi itu ingin laba. Tapi yang ini bagi hasilnya tidak diberikan, laporan investasinya tidak disampaikan. Bahkan dana pokoknya pun hilang atau tidak jelas ke mana. Ini indikator beliau menyepelekan agama Islam,” kata Supandi yang juga pengasuh Pondok Pesantren Griya Quran Sambi, Boyolali, Jawa Tengah ini.

4. Merusak makna sedekah

Yusuf Mansur juga dinilai merusak makna sedekah karena penafsirannya yang dinilai hanya semata untuk urusan duniawi. Padahal, menurutnya, sedekah sangat berkaitan dengan masalah akhirat, sebagai amalan seorang muslim.

“Makna sedekah menjadi rusak. Dari makna transendental ukhrawi ditarik menjadi urusan duniawi belaka, dengan iming-iming balasan dalam waktu yang ia tentukan. Ini juga merusak ajaran Islam tentang sedekah,” katanya.

5. Menilap uang sedekah.

Menurut Supandi, Yusuf Mansur juga terindikasi kuat menilap dana sedekah dari ribuan jemaah yang berlangsung bertahun-tahun.

“Dilanjutkan dengan menilap uang sedekah. Uang yang lewat dia digunakan untuk urusan pribadi, cenderung diklaim milik pribadi, padahal sedekah itu harta umat, tidak boleh gunakan harta sedekah untuk pribadi. Uang miliaran rupiah entah digunakan untuk apa dengan branding ponpes, digunakan sedikit untuk agama dan sisanya entah ke mana,” katanya.

6. Kerap berbohong

Kebiasaan yang dilakukan Yusuf Mansur dalam pandangan Supandi adalah seringnya berbohong. Padahal, berbohong adalah ciri khusus seorang munafik yang tabu bagi seorang pendakwah.

“Kalau bohong sekali itu kazzib, kalau bohong jadi jalan hidupnya maka dia sudah ditulis dengan kazzab yang artinya pembohong besar atau pembual. Labelnya harusnya bukan ustaz tapi kazzab. Misalnya katanya naik pesawat dalam setahun 1.000 kali, itu kan susah dinalar. Lalu katanya punya lebih dari 9.000 pondok itu juga di luar nalar. Saya sebagai pengelola pondok, mengelola pondok itu berat. Ini mengklaim di publik lebih dari 9.000 pondok, ditertawakan bagi yang ngerti urusan pondok,” ujarnya.

Karena banyaknya cacat pada diri Yusuf Mansur, Supandi berharap umat sadar sehingga berhenti memberi panggung untuk dai yang tinggal di Tangerang, Banten tersebut.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya