SOLOPOS.COM - Putri Gus Dur, Alissa Wahid berdialog dengan pimpinan TNI dan Polri, di Desa Wadas, Bener, Purworejo, beberapa hari lalu. (Twitter)

Solopos.com, JAKARTA — Masyarakat Desa Wadas, Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, Minggu (13/2/2022) sore, menggelar istigasah terkait persoalan penambangan batu andesit dan Bendungan Bener yang memicu kisruh beberapa hari lalu.

Informasi itu disampaikan putri Presiden ke-4 Abdurrahman Wahid alias Gusdur, Alissa Wahid, dalam akun Twitternya, @AlissaWahid.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Insya Allah sore ini masyarakat Sesa Wadas akan istigasah dipimpin Katib Aam PBNU, Kyai Said Asrori. Begitu kemarin saya matur, beliau langsung menyanggupi. Semoga menjadi ruang menjaga persaudaraan sesama warga, apapun pilihan soal pertambangan,” tulis Alissa Wahid seperti dikutip Solopos.com.

Alissa sebelumnya telah datang ke Desa Wadas pascapenangkapan puluhan orang pada 8 Februari 2022 lalu. Ia mengaku bertemu dengan warga baik yang pro maupun yang kontra penambangan.

Baca Juga: Siapa Paling Untung dari Penambangan Batu Andesit di Desa Wadas?

“Pertemuan dengan warga yang pro maupun yang kontra membuat saya dapat informasi dari tangan pertama, warga Desa Wadas. Dan tidak ada yg berubah dari pernyataan saya sebelum ini. Terkonfirmasi langsung. I stand by my statements. Saya juga sempat berdiskusi dengan Wakapolres Purworejo dan tim, Kabintal Kodam 4, Dandim Purworejo, Danramil Kec. Bener. Saya titip bapak-bapak untuk mengayomi warga tanpa membedakan yang pro atau kontra,” tulisnya.

“Saya, PBNU beserta LBH Ansor di Wadas, Muhammadiyah, Komnas HAM. Semua meminta aparat tidak gunakan kekerasan di Wadas seperti kejadian kemarin. Bahkan Pak Ganjar (Gubernur Jateng Ganjar Pranowo) sudah mengakui dan meminta maaf,” lanjut dia.

Pada bagian lain, LBH Ansor membuka posko di Desa Bener. Sebagaimana diketahui, mayoritas masyarakat di Desa Bener adalah nahdliyin atau warga Nahdlatul Ulama (NU).

“LBH Ansor membuka posko di Bener, Purworejo. Pada Kamis (10/2/2022) sore baru bisa menemui warga Wadas Purworejo. Warga memberikan kesaksian penderitaan dan trauma akibat tindakan represif,” tulis akun Twitter LBH Ansor.

Baca Juga: Mayoritas Warga Desa Wadas Nahdliyin, Ini Pernyataan Sikap PBNU

Komisioner Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) membeberkan hasil temuan lapangan usai mengunjungi Desa Wadas, Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah pada Sabtu (12/2/2022).

“Yang kami temukan memang ada kekerasan yang dilakukan oleh aparat, kemudian warga masih trauma,” kata Komisoner Komnas HAM Beka Ulung Hapsara saat dihubungi Bisnis pada Minggu (13/2/2022).

Beka melanjutkan, pihaknya juga mendapatkan laporan masih ada beberapa warga yang belum berani pulang ke desa. Juga soal relasi sosial antara warga yang mendukung pembangunan Bendungan Bener dan menolak menjadi renggang.

“Jadi sebelumnya sudah ada ke arah perbaikan relasi tapi setelah insiden beberapa hari yang lalu itu renggang lagi,” ujarnya.

Komnas HAM memang terlibat dalam penyelesaian insiden di Desa Wadas, terkait adanya dugaan kekerasan terhadap warga yang melanggar prinsip HAM.

Beka mengatakan tujuan datang ke desa tersebut adalah untuk fokus pada insiden kekerasan yang terjadi.

Sebelumnya, pada Jumat, 11 Februari, Komnas HAM juga mendatangi Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. Dalam pertemuan tersebut, Beka mengatakan beberapa hal kepada Ganjar.

Baca Juga: Represi dan Kekerasan di Desa Wadas Terencana dan Sistematis

Pertama, Komnas HAM meminta agar pemerintah mengevaluasi total pendekatan yang dilakukan dalam penyelesaian di Desa Wadas.

“Tapi dengan tidak lagi menggunakan pendekatan keamanan dan mengedepankan musyawarah, pendekatan humanis persuasif begitu,” tuturnya.

Kedua, dia melanjutkan, Komnas HAM juga memberikan beberapa masukan terkait isu penting yang berkembang. Misalnya, Beka mencontohkan, soal perizinan, mekanisme pembebasan lahannya.

“Artinya kemarin kan pengukuran, terus bagaimana pembayarannya apa saja item-item yang harus dibayarkan begitu,” ujar Beka.

Yang ketiga, Komnas HAM juga meminta Ganjar fokus pada pemulihan trauma bagi warga Desa Wadas, khususnya untuk perempuan dan anak-anak.

“Juga soal jaminan keamanan, tidak lagi intimidasi, terus kemudian tidak ada ancaman atau pemaksaan,” katanya.



Menurut Beka, usulan-usulan tersebut diterima oleh Ganjar. “Dia (Ganjar) menyatakan bertanggung jawab atas kejadian kemarin dan akan menindaklanjuti saran Komnas HAM,” ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya