SOLOPOS.COM - ilustrasi siswa sekolah (JIBI/dok)

Solopos.com, SRAGEN — YT, orang tua siswa Kelas IX salah satu SMP negeri di Sragen mengadu ke Ombudsman Jateng. Dia keberatan sekolah anaknya meminta iuran Rp1.275.000.

Iuran itu untuk pengadaan perangkat komputer serta persiapan Ujian Nasional (UN) dan pelepasan siswa Kelas IX.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Ditemui Solopos.com di rumahnya, Sabtu (5/10/2019), YT mengaku diundang pada pertemuan orang tua siswa di sekolah anaknya pada Sabtu pagi. Orang tua siswa diberi tahu sekolah membutuhkan tambahan 90 unit komputer untuk mendukung ujian nasional berbasis komputer (UNBK).

Baca Juga: Lantik 89 Pejabat, Bupati Sragen Beri Peringatan Keras Untuk 5 OPD

Untuk itu, masing-masing siswa dibebani Rp650.000. Sekolah mematok satu komputer Rp5,5 juta dengan spesifikasi prosesor Dual Core, Ram 2 GB ,dan LCD 16’. YT keberatan karena dengan uang Rp5,5 juta bisa untuk beli komputer dengan prosesor Core i5.

“Kalau yang dibutuhkan setara Dual Core, saya kira itu kemahalan. Walau dalihnya ada tambahan untuk karpet dan AC ruang laboratorium, tetap saja itu kemahalan,” jelas YT.

Selain itu, orang tua siswa juga diminta membayar Rp625.000 untuk persiapan UN serta pelepasan siswa Kelas IX. Persiapan UN di antaranya malam bina iman dan takwa (mabit) dua kali, doa bersama, try out, simulasi atau geladi bersih UNBK, seminar parenting, refreshing siswa, dan lain-lain. Dengan begitu, masing-masing siswa harus bayar Rp1.275.000.

Baca juga: Anggaran Pilkada Sragen 2020 Diteken, Berapa Nilainya?

YT mengaku sudah mengadukan masalah itu ke Ombudsman Jateng pada Sabtu siang. YT sudah melaporkan langsung masalah itu kepada Kepala Perwakilan Kantor Ombudsman Jateng, Siti Farida.

Siti Farida membenarkan telah menerima pengaduan dari orang tua siswa terkait dugaan pungutan sekolah tersebut. Ombudsman Jateng akan menindaklanjuti laporan dari orang tua siswa itu.

“Secara detail belum bisa dipastikan [itu pungutan]. Tentu kami akan lakukan verifikasi awal, kemudian memeriksa dokumen, klarifikasi [ke pihak sekolah], investigasi hingga pemeriksaan akhir,” jelas Siti Farida.

Hingga berita ini diunggah, Solopos.com belum mendapatkan tanggapan dari sekolah dimaksud.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya