SOLOPOS.COM - Angkutan umum Boyolali melintas di sekitar area Tugu Susu Murni, Senin (5/9/2022). (Solopos.com/Ni’matul Faizah).

Solopos.com, BOYOLALI – Tarif angkutan di Boyolali belum terjadi kenaikan walaupun harga bahan bakar minyak (BBM) jenis solar dan pertalite terjadi kenaikan, Senin (5/9/2022).

Penyebabnya sopir takut jika tarif dinaikkan, maka pelanggan akan lari.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Salah satu sopir angkutan Boyolali – Jatinom, Klaten, Gono, 60, mengatakan tarif angkutannya tetap yaitu Rp3.000 untuk pelajar.

“Mau naikkan tarif di situasi seperti ini jujur takut kalau pelanggan lari. Penumpangnya semakin lama makin enggak ada, kalah sama ojek daring,” jelas dia kepada Solopos.com sambil menunggu penumpang di Kecamatan Boyolali, Senin siang.

Ia mengatakan penumpangnya juga merupakan pelanggan, jadi ia tak enak hati meningkatkan tarifnya.

Baca juga: Besok, Tarif Angkutan Kota di Wonogiri Naik

Untuk tarif penumpang reguler jarak Jatinom, Klaten hingga Boyolali, Gono juga menjelaskan masih tetap Rp10.000 per orang.

“Ini beneran susah mau menaikkan, jadi kami mencoba bertahan dengan tarif segitu yang penting mobil bisa jalan,” terang dia.

Gono mengaku ia menggunakan BBM jenis solar, ia hanya berharap harga BBM bisa standar. Jika dapat memilih, Gono mengatakan lebih memilih bantuan langsung tunai (BLT) ditiadakan asalkan harga BBM bisa standar.

Sementara itu, sopir angkutan Boyolali Kota, Syukur, 55, mengatakan belum juga menaikkan tarif penumpang walaupun harga Pertalite yang ia pakai naik.

Baca juga: DPP Organda Minta Pemerintah Tegas dalam Penyesuaian Tarif Angkutan

“Niat kami dulu anak sekolah Rp2.500 per orang, kalau ada yang ikut Rp3.000. Kalau orang biasa Rp4.000, bisa naik Rp5.000. Namun kami tidak memaksakan mereka membayar sesuai itu, saat ini ada penumpang mau naik saja sudah senang,” kata dia.

Syukur mengatakan angkutan umum saat ini sepi peminat. Turunnya peminat, kata dia, lebih terasa saat pandemi melanda. Maka dari itu, ia mengatakan tak memaksakan tarif kepada penumpang yang penting dapat membeli BBM.

“Saya harap angkutan umum seperti saya bisa disubsidi pemerintah, baik pajak dan operasionalnya karena kami cenderung merugi,” terang dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya