SOLOPOS.COM - Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). (Dok/JIBI/Bisnis Indonesia)

Solopos.com, JAKARTA — Pernyataan Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, yang mengaku direcoki partainya dalam kebijakan di Pemprov DKI Jakarta menimbulkan kesan Gerindra ingin memanfatkan Ahok agar beberapa program Joko Widodo atau Jokowi tidak berjalan.

Pengamat politik dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Ari Dwipayana mengaitkan penilaian tersebut dengan ungkapan Ahok yang menyebut partainya meminta dia menunda program sterilisasi jalur Transjakarta hingga 2014 mendatang. “Iya ini kan ada juga kesan Gerindra memanfaatkan Ahok supaya membuat beberapa program Jokowi tidak jalan, kan begitu,” kata Ari, Selasa (3/12/2013).

Promosi Aset Kelolaan Wealth Management BRI Tumbuh 21% pada Kuartal I 2024

Namun begitu, Ahok tidak mau melakukannya seperti yang diminta partainya. “Itu kan tidak mau dilakukan oleh Ahok. Dua orang ini kan [Jokowi dan Ahok] kan kepemimpinan yang komplementer ya, saling melengkapi,” ujar Ari. “Jadi, Jokowi yang tipe blusukan, Ahok yang tegas, berani, itu kan tipe kepemimpinan komplementer.”

Ari menyoroti upaya campur tangan partai terhadap kebijakan bisa membuat hubungan Ahok-Jokowi menjadi tegang. Di berbagai daerah, Ari mencontohkan, pecah kongsi partai terjadi karena figur wakil gubernur atau wakil bupati ingin bersaing dengan gubernur atau bupati. Di DKI Jakarta, walaupun peran Ahok muncul ke publik, tapi tidak terlihat seperti persainga, tapi saling melengkapi dan seiring. Artinya, kebijakan Jokowi akan didukung Ahok dan begitupun sebaliknya.

Lebih jauh Ari menilai, sikap Ahok ini memang tidak lazim dalam perpolitikan atau pejabat yang diusung oleh partai. Jarang ada pejabat yang berani mengatakan kepada partai pendukungnya. Keberanian Ahok itu dapat disebut mendobrak sistem komunikasi internal partai sebagaimana yang lazimnya terjadi.

“Iya saya kira bagus, Ahok itu berani mengatakan tidak kepada partai pendukungnya karena dia yakin kebijakan itu tepat dan dia tidak mau dipakai sebagai instrumen untuk membuat hubungannya dengan kepala daerah, gubernur, menjadi memburuk,” tegas Ari.

Wakil Sekretaris Jenderal Partai Gerindra, Anwar Ende, mengatakan komunikasi antara partai dengan kadernya seperti Ahok tidak ada masalah. Menurutnya, yang perlu ditekankan adalah partai akan mendukung setiap kebijakan Ahok demi kepentingan masyarakat.

“Apapun itu positif buat masyarakat harus dikawal dan didukung. Enggak ada setiran kepentingan partai buat pemilu tahun depan,” kata Anwar, Selasa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya