SOLOPOS.COM - Pedagang Pasar Legi menyampaikan keluhan kepada Dirjen Cipta Karya Kemen PUPR Diana Kusumastuti dan Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka,, Sabtu (16/1/2022). (Solopos/Mariyana Ricky P.D.)

Solopos.com, SOLO — Dirjen Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Diana Kusumastuti, mengunjungi Pasar Legi Solo, Sabtu (15/1/2022) pagi. Kunjungan yang didampingi Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka itu dalam rangka mengecek kondisi pasar menjelang peresmian yang dijadwalkan berlangsung Kamis (20/1/2022).

Sejumlah pedagang menyampaikan keluhan, di antaranya pintu masuk pasar yang hanya satu sisi, exhaust yang terlalu bising, dan tampias. Salah seorang pedagang bahkan nekat menerobos rombongan pejabat yang tengah meninjau pasar. Perempuan bernama Kristin itu terpaksa mendatangi mereka lantaran keluhannya tak ditanggapi oleh pengelola pasar. Kristin juga mengajak rombongan melihat kiosnya.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

“Suara blower exhaust fan yang tepat di atas kios saya sangat bising. Suara saat bertransaksi jadi enggak terdengar. Belum lagi saat hujan, air dari atas langsung turun ke bawah menyebabkan tampias dan lantai jadi licin,” kata dia.

Baca juga: Kosong Ditinggal Pedagang, Kios Darurat Pasar Legi Solo Segera Dilelang

Keluhan lainnya adalah akses masuk ke dalam pasar yang menurutnya tidak praktis karena hanya satu sisi. Kios yang berada paling belakang jadi tak tampak oleh pembeli. Padahal, para pengunjung mencari kepraktisan saat berbelanja.

Kepada wartawan, Diana menyebut seluruh keluhan pedagang bakal ditampung dan diakomodir selama enam bulan masa pemeliharaan. “Tapi kalau bisa lebih cepat, tentu lebih baik,” ucapnya.

Konsep Gedung Hijau

Diana menyebut exhaust blower berfungsi agar udara di tengah bangunan pasar tidak panas, sehingga penjual dan pembeli lebih nyaman. Namun diakui Diana, suaranya cukup kencang. Sementara persoalan tampias, disebabkan karena desain pasar mengusung konsep gedung hijau yang memanfaatkan seluruh elemen yang ada.

“Air, udara, cahaya, harus dimanfaatkan semaksimal mungkin. Konsep bangunan hijau harus hemat di operasionalnya, jadi tanpa lampu pun, kondisi di dalam gedung tetap terang, makanya pasar jadi terbuka. Tapi kami akan cari solusinya,” ungkap Diana.

Baca juga: Tangga Terlalu Tinggi, Kuli Gendong Pasar Legi Solo Bisa Gunakan Ramp

Terpisah, Gibran menyebut solusi jangka pendek persoalan exhaust yang bising adalah memasang alat kedap suara. Sementara untuk tampias, rencananya bakal dipasang kanopi.

“Yang penting pedagangnya masuk dulu, ada aktivitas jual beli. Kegiatan ekonomi di Solo jalan lagi. Masalah tangga licin, masalah kipas berisik, bisa sambil jalan. Yang penting dodolan sik (jualan dulu). Daripada berjualan di pasar darurat yang kumuh,” tuturnya.

Ihwal keluhan pedagang yang menyebut dagangannya jadi tak laku setelah di pasar baru, ia menyebut pedagang hanya perlu beradaptasi. Kemudian, soal pintu masuk ke dalam pasar yang hanya satu sisi, pihaknya bakal meminta izin Kementerian PUPR untuk membuat pintu baru dengan menjebol tembok.

“Ya, tapi menunggu serah terima dulu (ke Pemkot),” ujar Gibran. Ia meminta pedagang menerima pembagian kios dan los sesuai kesepakatan.

Baca juga: Buka 24 Jam, Semua Pedagang Oprokan Mulai Berjualan di Pasar Legi Solo

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya