SOLOPOS.COM - Anggota Komisi III DPRD Kota Solo meninjau proyek pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) Putri Cempo, Mojosongo, Jebres, Solo, Jumat (22/10/2021). Proyek pembangunan PLTSa Putri Cempo saat ini sudah mencapai 50,3% dan ditargetkan selesai pada April 2022 mendatang. (Solopos.com/Nicolous Irawan)

Solopos.com, SOLO — Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka, menegaskan proyek Pembangkit Listrik Tenaga Sampah atau PLTSa Putri Cempo Solo jalan terus kendati ada kritik dan permintaan agar proyek itu dihentikan.

Permintaan agar proyek PLTSa tersebut dihentikan disampaikan oleh Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Jawa Tengah (Jateng) saat audiensi dengan Komisi III DPRD Solo, Selasa (22/3/2022). Ada beberapa hal yang disampaikan Walhi Jateng, yaitu dampak PLTSa bagi warga yang menjadi pemulung di TPA Putri Cempo.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Selain itu, PTLSa juga dinilai berdampak pada keberlangsungan usaha ternak warga yang selama ini mengandalkan sampah di TPA untuk pakan ternak tersebut. Informasi yang diperoleh Solopos.com, jumlah pemulung yang mengais rezeki di TPA Putri Cempo, Mojosongo, Solo, terus bertambah dari tahun ke tahun.

Baca Juga: Walhi Jateng Minta PLTSa Putri Cempo Solo Disetop, DPRD: Tak Realistis!

Ekspedisi Mudik 2024

Dalam lima tahun terakhir jumlah pemulung bertambah dari 170-an orang menjadi 260-an orang. Jumlah tersebut didapat berdasarkan wawancara Solopos.com dengan Karni, salah satu warga Jatirejo RT 003/RW 039 yang mengoordinasi pemulung TPA Putri Cempo, Kamis (27/1/2022) lalu.

Gibran mengatakan permintaan Walhi Jateng untuk menghentikan proyek PLTSa dengan alasan akan berdampak pada nasib pemulung di TPA Putri Cempo Solo tidak logis. Proyek PLTSa tetap akan terus berjalan dan ditargetkan beroperasi pada April 2022.

“Jalan terus, wis meh rampung. Kalau alasannya menghentikan proyek PLTSa hanya karena pemulung itu ya ora [tidak] logis,” kata Gibran kepada awak media, Kamis (24/3/2022).

Baca Juga: Walhi Jateng Minta Proyek PLTSa Putri Cempo Solo Disetop, Kenapa?

Walhi Jateng menilai ada kekurangtahuan warga sekitar TPA Putri Cempo Solo mengenai proyek PLTSa dan operasionalnya nanti. Selain itu, Gibran mengatakan permintaan Walhi sekadar ingin menghentikan, namun tak disertai dengan solusi.

Solusi Nasib Pemulung

“Mereka punya solusi untuk mengurangi gunungan sampah itu apa? Kalau punya solusi ya enggak apa-apa. Gur meh nutup-nutup tok [hanya mau nutup saja],” kata Gibran.

Mengenai nasib pemulung, Gibran mengatakan Pemkot Solo berupaya mencarikan solusi saat PLTSa sudah beroperasi. “Nanti kita carikan solusi untuk pemulungnya seperti apa,” jelasnya.

Baca Juga: Menteri ESDM Puji Teknologi Gasifikasi di PLTSa Putri Cempo Solo

Gibran belum membeberkan apa solusi tersebut. Menurutnya, proyek PLTSa di TPA Putri Cempo Solo akan lebih banyak manfaatnya. Tidak ada alasan kuat untuk menghentikan proyek tersebut.

“Nanti kita carikan solusi. Saya tau kok itu pemulungnya banyak sekali, enggak mungkin kita lepas begitu saja. Kalau menghentikan proyek ya enggak bisa. Itu proyek yang sudah lama tertunda. Habis itu saya kejar biar cepat selesai kok njaluk dihentikan ya enggak masuk akal. Ini proyeknya lebih banyak manfaatnya lo,” imbuh Gibran.

Hal senada sebelumnya juga disampaikan Ketua Komisi III DPRD Solo, YF Sukasno, yang menerima audiensi Walhi Jateng di DPRD pada Selasa lalu. Menurut Sukasno, permintaan Walhi Jateng agar proyek PLTSa Putri Cempo Solo disetop tidak realistis dan sulit untuk dipenuhi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya