SOLOPOS.COM - Pengrajin gerabah di Dukuh Pagerjurang, Desa Melikan, Kecamatan Wedi, Klaten, menunjukkan hasil karya kerajinan gerabah, Rabu (19/1/2022). (Solopos.com/Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATEN–Warga dan Pemerintah Desa Melikan, Kecamatan Wedi, Klaten, mengembangkan wisata edukasi terkait produksi gerabah. Pengembangan tersebut dimaksudkan untuk semakin mengenalkan kerajinan gerabah di Melikan yang dikenal dengan teknik putaran miring.

Ketua Desa Wisata Gerabah Melikan, Marjuki, menuturkan desa wisata mulai aktif sejak 2020. Aktifnya desa wisata itu setelah keluar surat keputusan kepengurusan saat pandemi Covid-19.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Marjuki mengatakan pengembangan yang dilakukan dengan membikin wisata edukasi. Sasarannya kepada para pelajar. “Di sana ada kunjungan praktik pembuatan gerabah. Menempel, mencetak, membuat gerabah, hingga proses finishing. Hasil karyanya bisa dibawa pulang. Kemudian diakhiri dengan kegiatan outbound,” kata Marjuki saat berbincang dengan Solopos.com di Melikan, Rabu (19/1/2022).

Baca Juga: Bahan Baku Menipis, Perajin Gerabah Melikan Inginkan Lahan Perhutani

Marjuki menuturkan paket wisata edukasi itu tetap mengangkat teknik pembuatan gerabah putaran miring yang selama ini menjadi ikon sentra kerajinan gerabah di Melikan khususnya di Dukuh Pagerjurang.

” Kami bikin proses wisata edukasi per dua jam. Untuk proses produksi gerabah hingga finishing serta outbound Rp20.000-Rp25.000 per orang. Tetapi kalau hanya kunjungan biasa melihat proses pembuatan gerabah tentu tarifnya berbeda dan lebih murah,” kata Marjuki.

Marjuki mengatakan hingga kini sudah ada kunjungan wisata edukasi di Melikan. Jumlah total pengunjung wisata edukasi selama ini sudah mencapai 7.000 orang.

Baca Juga: Omzet Pengrajin Gerabah Melikan Klaten Sempat Melonjak Hingga 100% Selama Pandemi

Sekretaris Desa Wisata Gerabah Melikan, Waris Sartono, mengatakan aktivitas wisata edukasi itu dilakukan dengan berkunjung langsung ke perajin. Dia menjelaskan wisata edukasi itu digulirkan untuk semakin mengenalkan proses pembuatan gerabah dari pengolahan tanah liat hingga menjadi menjadi produk gerabah yang memiliki nilai seni tinggi.

“Harapannya dari kegiatan ini, anak-anak semakin menghargai sebuah proses pembuatan gerabah,” jelas dia.

Waris menjelaskan di wilayah Melikan dan sekitarnya saat ini ada lebih dari 300 perajin gerabah. Di Dukuh Pagerjurang, ada 250 perajin. Salah satu ciri khas kerajinan gerabah di Melikan yakni teknik pembuatannya dengan putaran miring.

Baca Juga: DESA WISATA: Gerabah Miring dari Melikan

Teknik itu biasa dilakukan kaum perempuan dan sudah ditularkan secara turun temurun. Karya kerajinan gerabah yang dibuat warga Melikan beragam mulai dari perabot rumah tangga hingga berbagai hiasan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya