Solopos.com, GUNUNGKIDUL — Sejumlah kerusakan Lampu Penerangan Jalan Umum (LPJU) yang mengalami kerusakan dan dikeluhkan masyarakat, di Jalan Jogja Wonosari, mulai diperbaiki.
Kepala Bidang (Kabid) LPJU Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Gunungkidul, Elly Siswanto menjelaskan kerusakan LPJU terbanyak didominasi gangguan pada photocell. Kemudian lampu putus, dan piting berkerak karena jadi sarang serangga.
Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi
Elly mengatakan perbaikan LPJU telah dilakukan mulai dilakukan Rabu (8/12) lalu. “Perbaikan LPJU ini dilakukan secara bertahap, pertimbangannya anggaran dan kewenangannya. Untuk yang ini anggaran perbaikan dilakukan secara bertahap dari Provinsi,” kata Elly, Jumat (10/12/2021).
Baca juga: Pemprov DIY akan Tutup Semua Alun-Alun Pada Momen Tahun Baru 2022
Dia mengatakan dalam pengaturan lalu lintas selama perbaikan, tidak terjadi kendala berarti. Ia mengatakan tidak dilakukan penutupan jalan selama perbaikan. “Tidak mengganggu arus lalu lintas selama perbaikan. Kami hanya memasang rambu pembatas jalan berbentuk kerucut,” ujarnya.
Elly mengatakan pihaknya juga terus berkoordinasi dengan berbagai pihak lain. Baik dengan Pemda DIY, maupun dari Kementerian Perhubungan (Kemenhub), dalam hal ini Balai Pengelola Transportasi Darat (BPTD) di Semarang, Jawa Tengah.
“Kami terus berkoordinasi dengan berbagai pihak terkait, agar LPJU berfungsi sebagaimana mestinya,” ucapnya.
Baca juga: Serangan Hama Tikus Meresahkan Petani di Gunung Kidul
Dia juga mengungkapkan belum lama ini pihaknya melakukan pemasangan meteran listrik LPJU. Selain pendataan aset sekaligus mengontrol biaya tagihan listrik bulanan. Ada penurunan tagihan hingga mencapai Rp60 juta setiap bulan setelah dipasang meteran.
“Program meterisasi ini dijalankan sejak 2020 dengan jumlah pemasangan meteran listrik sebanyak 70 lokasi. Tahun ini target 300 titik. Adanya meteran ini lebih terpantau,” kata Elly.
Sementara itu, Plt Dishub Gunungkidul, Wahyu Nugroho tidak menampik, LPJU jalan Wonosari-Jogja banyak yang mati, jumlahnya puluhan. “Setiap ada kerusakan langsung kami usahakan ditangani. Namun karena pemeliharaan terbentur anggaran, perbaikan dilakukan secara bertahap. Kami menggunakan jaringan listrik, bukan tenaga surya karena mahal komponennya,” kata Wahyu.