SOLOPOS.COM - Sucipto Hadi Purnomo saat menerima penghargaan Rancage Literature pada tahun 2012. (Wikipedia)

Solopos.com, SEMARANG – Sucipto Hadi Purnomo, dosen jurusan Bahasa dan Sastra Jawa di Universitas Negeri Semarang (Unnes) kini menjadi perhatian publik setelah menjadi sasaran Rektor Universitas Negeri Semarang (Unnes) Prof. Fathur Rokhman.

Ia dituding melakukan penghinaan terhadap Presiden Joko Widodo meskipun pihak Istana Kepresidenan malah menganggap Unnes yang dipimpin Fathur Rokhman terburu-buru bersikap.  Siapa itu Sucipto Hadi Purnomo?

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Sucipto lahir di Desa Trikiyo, Kecamatan Jaken, Kota Pati pada 6 Agustus 1972. Selain menjadi dosen bahasa dan sastra Jawa, ia dipercaya oleh Unnes menjadi kepala UPT Humas di sana.

Warga Wonosobo Ramai-Ramai Berburu Ular Kobra di Permukiman

Ekspedisi Mudik 2024

Sebelumnya, dosen sastra Jawa ini pernah menjadi redaktur di Tabloid Yunior milik koran Suara Merdeka. Ia juga mengisi rubrik budaya Sang Pamomong yang mencerminkan bahasa dan budaya Jawa.

Sejak 2006 ia telah mengetuai Organisasi Sastra Jawa (OSJ). Cipto-- panggilan akrab Sucipto, juga mengetuai Badan Penelitian dan Pengembangan Pendidikan (LKP2) di Semarang dan Sekretaris Forum Media Massa Jawa Tengah.

Anggota Asosiasi Seni Paramesthi ini aktif dalam menulis, baik dalam bahasa Jawa maupun Indonesia. Selain menulis esai tentang budaya, pendidikan, dan fitur, Sucipto juga menulis puisi dan drama.

Aspal 1 Km Jalan, Udinus Semarang Gunakan Sampah Plastik

Esai Sucipto dipublikasikan secara luas di surat kabar dan majalah seperti Suara Merdeka, Kompas, Spirit, Damar Jati, dan Jayabaya. Kisah berjudul Saridin Mokong ditulis dalam bahasa Jawa Pathi. Saridin Mokong ditampilkan di dalam edisi ke-500 koran Suara Merdeka edisi Muria.

Sucipto pernah menerima “Rancage Literature Award” pada tahun 2012. Penghargaan ini diberikan kepada seorang penulis yang menulis dalam bahasa ibu, sejak tahun 1989.

Menurutnya masalah yang baru-baru ini ia alami terasa ganjil. Pasalnya ia dibebastugaskan sementara dari tugas sebagai dosen terkait tuduhan ujaran kebencian kepada Presiden Joko Widodo di Facebook miliknya.

Jateng Bebaskan Denda Pajak dan BBN Kendaraan Bermotor

“Apakah yang saya tulis di Facebook itu menghina Pak Jokowi? Di mana unsur penghinaannya? Itu justru satir karena selama ini apa-apa yang disalahkan Jokowi. Jangan-jangan penghasilan [uang] yang diterima anak-anak saya saat Lebaran kemarin turun itu juga yang disalahkan Jokowi?” kelakarnya.

Rektor Unnes, Prof. Fathur Rokhman, mengatakan kampusnya sangat tegas terhadap unggahan di media sosial yang dilakukan civitas academica terkait penghinaan terhadap simbol negara maupun kepala negara.

Ia menduga penonaktifan dirinya sebagai anggota staf pengajar peguruan tinggi negeri itu dilatarbelakangi kasus dugaan plagiarisme oleh Rektor Unnes Fathur Rokhman.

Sucipto mengaku, Kepolisian Daerah (Polda) Jawa Tengah pernah meminta dirinya untuk menjadi saksi dalam kasus yang berkaitan dengan dugaan plagiarisme Rektor Unnes.

Ada Pahlawan Banjir di Semarang, Begini Sosoknya…

Menurutnya Fathur Rokhman pernah melaporkan seseorang ke Polda Jateng atas tuduhan pencemaran nama baik karena mengungkap dugaan kasus plagiat sang rektor saat menempuh program doktoral di Universitas Gadjah Mada (UGM).

Meski begitu, Cipto mengaku tunduk pada keputusan terkait penonaktifan sementara sebagai dosen. Dia tidak akan melakukan perlawanan.

"Saya disuruh nonaktif, ya nonaktif saja, tidak boleh membimbing mahasiswa ya tidak membimbing. Saya tidak akan membebani Rektor dengan melakukan perlawanan. Kan beliau masih menghadapi masalah," tuturnya.

Hotel 21 di Pati Pekerjakan Pemandu Karaoke 17 Tahun

Pasca-beredarnya pemberitaan terkait dosen Universitas Negeri Semarang (Unnes) yang dibebastugaskan sementara, mulai muncul hashtag #savePakCip, #saveSuciptoHadiPurnomo, #saveUniversitasNegeriSemarang, dan #AntiPlagiat.

Akun Twitter milik @jatengpedia menulis, "sejak dulu beliau MELAWAN plagiasi. #SaveMasCip" Ada juga menambahi, "jaman mahasiswa, saya saksi Mas Cip banyak membersamai untuk selalu kritis pada rektorat dan ketidak sempurnaan system pendidikan. Plagiatisme adalah musuh Mas Cip. #savemascip @unneskonservasi @bemkmunnes." (Dhina Cantya/Semarangpos.com)

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya