SOLOPOS.COM - Pemain PSIM Yogyakarta, Aditya Putra Dewa, berselebrasi setelah mencetak gol pembuka bagi PSIM Yogyakarta saat menjamu PSG Pati di Stadion Manahan pada Selasa (19/10/2021) sore. (Istimewa/Dok PT LIB)

Solopos.com, JAKARTA — Klub milik Youtuber Atta Halilintar, PSG Pati, kian tenggelam setelah diterkam PSIM Yogyakarta 2-0 di pekan keempat Liga 2 di Stadion Manahan pada Selasa (19/10/2021) sore.

Kemenangan itu juga menjadi torehan tiga poin perdana bagi Laskar Mataram, julukan PSIM Yogyakarta, setelah di tiga laga sebelumnya meraih dua kali hasil imbang dan sekali kalah.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Gol PSIM Yogyakarta dicetak oleh Aditya Putra Dewa di menit 60 dan Sugeng Efendi di menit 87.

Kekalahan itu membuat tim milik Atta Halilintar itu semakin berada di jurang klasemen Grup C Liga 2 dengan torehan 1 poin.

Kekalahan itu juga menjadi catatan buruk bagi pelatih PSG Pati, Joko Susilo dalam laga perdana sebagai pelatih kepala.

Pelatih PSG Pati, Joko Susilo, mengatakan semula pola permainan anak asuhnya berjalan sesuai rencana.

Konsentrasi Kacau

Namun, setelah gol perdana lawan membuat konsentrasi tim berjuluk Java Army itu kacau.

Ia merasa catatan buruk dalam debut melatih tim yang kini bernama AHHA PS Pati itu bukan karena waktu melatih yang kurang.

Namun, skuat PSG Pati perlu penanganan khusus jelang laga selanjutnya.

“Pemain sudah bekerja sangat keras, namun secara kerja sama tim harus ada perbaikan lagi,” kata Getuk, sapaan akrabnya.

Baca Juga: Akan Hadapi PSIM Yogyakarta, PSG Pati Bertekad akan Bermain Maksimal 

Pemain PSG Pati, Ichsan Kurniawan, mengakui banyak kesalahan-kesalahan yang dibuat para pemain dalam laga itu sehingga menguntungkan tim lawan.

Ia berkeyakinan masih banyak peluang di putaran kedua dengan evaluasi dari tim pelatih.

Pelatih PSIM Yogyakarta, Seto Nurdiyantoro, sangat bersyukur dapat memenangkan laga berstatus tim tamu itu.

Namun, Seto melihat para pemainnya masih belum bisa lepas bermain karena beban catatan buruk di laga sebelumnya.

Ke depan ia membebaskan pemain untuk berimprovisasi dalam bermain.

Mental

“Pemain bertekad untuk memenangkan pertandingan dengan kerja kerasnya. Gelandang kami, Sheva bermain cukup bagus namun perjalanan masih panjang,” kata dia.

Seto mengakui hal paling sulit yakni mengembalikan mental bagus pemain saat bertanding.

Kemenangan itu berawal dari terbentuknya mental pemain PSIM Yogyakarta yang mulai kembali.

Ia belum bisa memastikan skuat saat melawan PSG Pati itu akan digunakan kembali.

Seto memilih mempelajari kualitas lawan yang selalu berbeda di setiap pekannya.

Pemain PSIM Yogyakarta, Savio Sheva, mengatakan kemenangan itu menjadi modal awal untuk melakoni laga selanjutnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya