SOLOPOS.COM - Kapolda Jateng, Irjen Pol. Ahmad Luthfi, meninjau lokasi pengungsian warga terdampak gempa swarm di Kabupaten Semarang, Senin (25/10/2021). (Bidhumas Polda Jateng)

Solopos.com, UNGARAN — Rentetan gempa atau gempa swarm yang terjadi di Kota Salatiga dan Ambarawa, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah (Jateng), sejak Sabtu-Senin (23-25/10/2021) membuat sekitar 200 orang harus mengungsi sementara dari rumahnya.

Mereka mengungsi di Posko Pengungsian Korban Gempa yang terletak di Kelurahan Pojoksari, Kecamatan Ambarawa, Kabupaten Semarang.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Di lokasi pengungsian itu terdapat 120 warga dewasa dan 80 anak-anak. Keberadaan mereka di tempat pengungsian itu bersifat sementara, sambil menunggu perkembangan situasi hingga nanti kembali ke rumah masing-masing.

Baca juga: Gempa Swarm Salatiga-Ambarawa, Warga Bertahan di Tenda Pengungsian

Kapolda Jateng, Irjen Pol. Ahmad Luthfi, berkesempatan mengunjungi lokasi pengungsian itu, Senin (25/10/2021). Ia pun sempat menanyakan kebutuhan yang diperlukan warga pengungsi tersebut.

“Warga disini kekurangan apa? Kalau ada apa-apa bisa hubungi Kapolres. Kurang fasilitas apa ya disini? Bagaimana, enak di sini atau di rumah?,” kata Kapolda saat berdialog dengan warga.

Kapolda mengatakan gempa swarm atau rentetan gempa yang terjadi di Kabupaten Semarang dan Salatiga tidak berdampak serius terhadap bangunan rumah warga. Hanya saja, warga mengalami sedikit trauma hingga memutuskan mengungsi.

“Anak-anak disiapkan tempat untuk bisa kembali bersekolah dan ibu-ibu kita beri pengarahan untuk kesehatan dan pemulihan trauma psikologis,” ujar Kapolda Jateng.

Baca juga: Rentetan 15 Kali Gempa Terjadi di Salatiga & Ambarawa, Ini Kata BMKG

Berdasarkan data Polres Semarang, gempa swarm yang terjadi berakibat kerusakan minor pada bangunan milik warga dan pemerintah. Bahkan, RSUD Ambarawa pun terkena imbas hingga 96 pasien harus dialihkan akibat gedung mengalami keretakan.

Sementara di Kecamatan Jambu terdapat dua bangunan milik warga yang mengalami retak dengan kerugian materiel mencapai Rp1 juta. Sedangkan di Kecamatan Banyubiru terdapat satu rumah warga yang retak pada dinding dan lantai dapurnya.

Sementara itu, Kepala BMKG Stasiun Geofisika Banjarnegara, Setyoajie Prayoedhie, mengatakan hingga Senin pukul 14.43 WIB, sudah ada rentetan 35 gempa atau gempa swarm yang terjadi di wilayah Banyubiru dan Ambarawa.

“Hasil analisis BMKG menunjukkan gempa ini memiliki magnitudo M2.7. Episenter terletak pada koordinat 7.139 LS dan 110.554 BT tepatnya di darat pada jarak 16 km arah tenggara Kabupaten Semarang, Jawa Tengah (Jateng), dengan kedalaman 10 km,” tulis Setyoajie, Senin.

“Dengan memperhatikan magnitudo, lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, tampak bahwa gempa yang terjadi merupakan bagian dari rangkaian aktivitas gempa swarm yang ke-35 yang terjadi di Banyubiru, Ambarawa dan sekitarnya,” sambungnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya