SOLOPOS.COM - Seorang karyawan tengah memeriksa mesin di pabrik PT Sri Rejeki Isman Tbk. atau Sritex.(Istimewa/sritex.co.id)

Solopos.com, JAKARTA -- PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk. atau BJB menegaskan sejauh ini PT Sri Rejeki Isman Tbk. (SRIL) atau Sritex masih memenuhi kewajiban melunasi utang dengan lancar.

Perusahaan tekstil yang berpusat di Sukoharjo, Jawa Tengah, tersebut hingga akhir April 2021 masih membayar pelunasan utang dengan lancar.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

BJB berharap Sritex segera mendapatkan relaksasi kewajiban terkait pembayaran utangnya di sejumlah kreditur serta operasional SRIL berjalan seperti biasa. Hal itu disampaikan Direktur Utama Bank BJB Yuddy Renaldi terkait pinjaman yang disalurkan kepada Sritex.

Baca juga: Kebakaran Hanguskan Gudang Reklame di Manahan Solo

Seperti diberitakan, saat ini Sritex dan tiga anak usahanya yakni Sinar Pantja Djaja, Bitratex Industries, dan Primayudha Mandirijaya, menyandang status penundaan kewajiban pembayaran utang (PKPU) sementara setelah Hakim PN Semarang mengabulkan gugatan PKPU yang diajukan CV Prima Karya.

CV Prima Karya adalah salah satu vendor yang terlibat dalam renovasi bangunan di Grup Sritex. Gugatan PKPU diajukan atas nilai utang yang belum dibayarkan oleh Sritex senilai Rp5,5 miliar.

"Ya kita ikuti prosesnya saja. Saya sangat yakin proses PKPU berjalan tidak lama dan relaksasi kewajiban akan diberikan oleh semua kreditur dan SRIL akan berjalan kembali seperti biasa," ujar Yuddy kepada Bisnis.com, Jumat (7/5/2021).

Baca juga: Candi Borobudur Tutup Sementara pada 8 Mei-17 Mei 2021

Setengah Triliun

Sebagai informasi, grup usaha SRIL merupakan salah satu debitur korporasi di Bank BJB. Berdasarkan laporan keuangan SRIL yang dikutip Kamis (6/5/2021), utang Sritex di BJB tercatat senilai US$38,89 juta atau setara dengan sekitar Rp554,62 miliar.

Menurut Yuddy, sejauh ini SRIL masih melunasi utangnya. "Sampai dengan akhir bulan kemarin kewajiban SRIL masih berjalan lancar dan masih dalam kolektibilitas lancar (1) serta sebagian besar kewajiban SRIL dan group di BJB berbasis cash collateral," papar dia.

Baca juga: Kapan Pelaksanaan Vaksin Gotong Royong Dimulai?

Meskipun masih lancar, dia tak menampik bahwa semua pinjaman yang diberikan kepada debitur pada umumnya, akan memiliki risiko turun tingkat kolektibilitas menjadi kredit bermasalah (NPL).

Namun, Yuddy menuturkan hampir sebagian besar pembiayaan BJB ke grup Sritex berbasis cash collateral dan sebagian lainnya merupakan pembiayaan bilateral. "Jadi masih bisa dipenuhi antara lain dari sinking fund yang tersedia di Bank BJB," urai dia.

Dia optimistis permasalahan utang Sritex akan selesai dalam waktu dekat mengingat perusahaan tersebut merupakan salah satu aset nasional dengan lebih dari 75.000 pekerja.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya