SOLOPOS.COM - Solopos TV, Senin (27/12/2021).. (Youtube)

Solopos.com, SOLO — Promosi dan pengembangan wisata secara digital ini menjadi kunci penting pada era sekarang. Melalui teknologi, stakeholder bidang pariwisata dapat mengembangkan platform informasi yang mudah untuk kepentingan promosinya, mencari akomodasi, transportasi, hingga pembelian tiket dengan gawai.

Hal itu disampaikan Ketua Umum Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) dan Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Hariyadi Sukamdani, dalam acara Outlook Pariwisata 2022: Tantangan Wujudkan Wisata Berkualitas yang disiarkan di Solopos TV, Senin (27/12/2021).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Dalam kesempatan itu ia menyebutkan kunjungan Wisatawan Mancanegara (Wisman) ke Indonesia melalui seluruh pintu masuk pada tahun 2020 mengalami penurunan hingga 74,84% dibandingkan 2019. Pada 2020 sekitar 4.052.923 orang. Jumlah itu kembali berkurang menjadi 1.209.321 pada 2021.

Namun, Haryadi optimistis pertumbungan pariwisata Indonesia bakal bergerak positif pada 2022 nanti.

Baca Juga: Sempat Naik Tajam, Harga Telur dan Cabai di Jogja Berangsur Turun

“Semua ekonomi, khususnya di sektor pariwisata sudah mulai. Okupansi Juni sempat membaik. Kemudian ngedrop pada Juli hingga September. Oktober sampai Desember ini kembali naik. Saya yakin 2021 lebih baik dari 2020. Pada 2022 nanti kemungkinan besar akan naik lagi kalau enggak ada varian aneh-aneh lagi. Meskipun capaiannya belum bisa sama seperti sebelum pandemi Covid-19,” terangnya.

Haryadi kemudian menyebut pertumbuhan investasi yang juga terus membaik apda 2021 ini. Disusul pinjaman usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) BRI bidang pariwisata dan industri kreatif yang mencapai Rp25 triliun, dengan jumlah debitur sekitar 485.000.

Arahan ke depan, kata Haryadi, adalah wisata domestik dengan target wisatawan muda. Sementara mengenai obyek wisata yang disasar yakni wisata alam dan kegiatan outdoor.

Disusul tren wisata baru yang unik dengan konsep outdoor. Salah satunya yakni desa wisata. Pengembangan desa wisata, kata Haryadi, memberikan dampak ekonomi yang cukup besar kepada masyarakat secara langsung.

Baca Juga: Harga LPG Nonsubsidi Naik, Masyarakat akan Lebih Beralih ke Gas Melon?

Pelayanan Prima kepada Konsumen

“Kami melihat ke depan platform-platfom wisata makin banyak turunannya. Platform tersebut mampu meningkatkan potensi lokal dengan lebih efisien dan optimal,” terangnya.

Hal lain yang perlu disiapkan ke depan yakni penerapan protokol cleanliness, health, dan safety. Sektor usaha hotel dan restoran adalah sektor yang kegiatan utamanya memberikan pelayanan prima kepada konsumen.

Oleh karena itu kebersihan, kesehatan, keamanan, dan kenyamanan harus diutamakan. “Perlu dipersiapkan aplikasi PeduliLindungi, memastikan tenaga kerja hotel dan restoran telah divaksin, serta mempersiapkan hotel karantina bagi wisatawan asing yang ingin kembali atau perjalanan ke luar negeri,” terangnya.

Haryadi kemudian menyebut empat strategi pemasaran sektor pariwisata yang diusulkan PHRI ke depan. Pertama yakni fokus pada pasar domestik, strategi yang menyesuaikan keadaan dan musim, membuat paket promosi wisata menari, dan kolaborasi antar stakeholder.

Baca Juga: Blak-blakan Jumariyanto: Miliarder dari Rumus Matematika dan Sedekah

Di sisi lain, Haryadi, menyebut beberapa permasalahan yang harus diselesaikan guna meningkatkan pasar atau demand. Masalah pertama yakni menurunkan cost of travelling seperti biaya tes PCR. Selanjutnya yakni pemerintah harus melakukan kajian ulang regulasi atau kebijakan yang memberatkan industri pariwisata.

“Contohnya yakni kasus sertifikasi CHSE. Awalnya pemerintah hanya bertugas memverifikasi, sekarang kok malah sertifikasi dan berbayar. Lalu ada aturan kontra produktif lainnya,” kata dia

Ketua Indonesian Hotel General Manager Association (IHGMA) Jawa Tengah, Sugeng Sugiantoro, dalam acara yang sama mengatakan selama ini pihaknya juga mencoba menggandeng stakeholder pariwisata.

Di antaranya pelatihan desa wisata kepada para Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis), serta mengadakan sejumlah acara untuk memperpanjang masa wisatawan menginap.

“Sekarang bikin lomba, atau atraksi desa wisata, lalu membuat konten story telling. Hal itu dilakukan untuk menambah jangka panjang masa tinggal wisatawan di hotel,” terangnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya