SOLOPOS.COM - Astrid Widayani (Istimewa)

Memasuki era digital yang telah ditandai dengan perkembangan teknologi yang sangat pesat, disrupsi digital saat ini telah berubah menjadi budaya baru yaitu transformasi digital di semua sektor termasuk dalam sektor ekonomi.

Istilah ekonomi digital memang sudah beberapa kali dikenalkan, namun yang dapat menggerakkan sektor ini adalah nilai kewirausahaan yang juga turut bergerak menuju digitalisasi. Transformasi digital di sektor ekonomi telah menggeser beberapa fungsi yang dulu dikerjakan oleh manusia. Maka tidak bisa dihindari adanya pekerjaan lama yang akan digantikan oleh mesin, di sisi lain akan muncul banyak jenis pekerjaan baru yang akan tercipta dengan kompetensi baru yang mumpuni di bidang teknologi khususnya sistem komputer dan informatika.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Kewirausahaan akan tetap mempunyai peran penting dengan ditunjang oleh kompetensi baru yang cakap digital. Jumlah ketersediaan lapangan pekerjaan di Indonesia yang tidak sebanding dengan banyaknya jumlah tenaga kerja menuntut sebagian besar lulusan perguruan tinggi untuk mulai berwirausaha. Tidak hanya lulusan yang akan memasuki dunia wirausaha, semua orang yang ingin keluar dari zona nyaman dan ingin mengembangan sumber daya yang ada akhirnya juga memilih bisnis sebagai upaya meningkatkan kesejahteraan hidup.

Dengan adanya kesadaran untuk berwirausaha, secara tidak langsung lapangan pekerjaan akan terus bertumbuh seiring dengan berkembangnya inovasi di berbagai sektor kehidupan. Namun, terbatasnya pengetahuan, pengalaman, keterampilan, serta motivasi menjadi suatu tantangan tersendiri ketika memulai berwirausaha di dalam persaingan era digital.

Perkembangan teknologi memerlukan adanya peningkatan kompetensi digital sumber daya manusia dari segala bidang. Edukasi dan pelatihan kompetensi digital menjadi sangat esensial. Oleh karena itu, pengenalan nilai kewirausahaan harus mulai dikembangkan sejak dari sekolah dasar hingga penguasaan pengetahuan dan keterampilan kewirausahaan yang diterapkan perguruan tinggi agar para lulusan perguruan tinggi juga memiliki skill dan kompetensi di bidang kewirausahaan.

Dapat dikatakan bahwa stabilitas ekonomi nasional dapat didukung dengan bertambahnya UMKM digital dan startup baru milik anak bangsa.
Ada beberapa hal yang mendasari penguasaan bisnis digital, yaitu teknologi (technology), peralatan (tools), dan sumber daya manusia yang cakap digital (people). Peran teknologi sebagai kompas perubahan di era serba cepat ini harus didukung dengan penguasaan literasi digital yang mengarahkan semua alat dan manusia untuk menyesuaikan perubahan yang ada.

Teknologi yang berkembang akan sejalan dengan informasi yang bisa didapatkan dari semua platform termasuk platform digital. Untuk itu, saat ingin memulai aktivitas bisnis di dunia digital, secara langsung maupun tidak langsung, kita akan dihadapkan pada banyak terminologi baru bahkan kompetensi baru yang dibutuhkan dalam bisnis digital.

Penguasaan hal baru dalam bisnis digital yang juga tidak kalah penting adalah penguasaan keterampilan peralatan (tools) baik dalam bentuk ‘gadget’ dan perangkat keras komputer (hardware seperti laptop, smartphone, printer, dll) maupun dalam bentuk perangkat lunak (software seperti program dalam sistem komputer atau aplikasi digital). Pemanfaatan tools digital akan sangat membantu baik dari segi operating system hingga financial accounting system. Maka, sumber daya manusia di segala sektor bisnis perlu melakukan peningkatan kemampuan dan keterampilan sehingga bisa menunjang produktivitas serta efisiensi bisnis dengan SDM yang cakap digital.

Dari semua aktivitas digitalisasi dalam prinsip digital entrepreneurship perlu dipahami bahwa implementasinya tidak bergantung sepenuhnya pada hal yang berkaitan dengan teknologi atau digital. Sisi humanisme atau peran manusia juga tidak bisa dilupakan karena dari semua aktivitas bisnis digital ini diperlukan semua tahapan yang dilakukan secara terus menerus dengan komunikasi yang efektif dan akan menghasilkan produk digital yang tetap tergantung pada ‘human touch’ dalam bentuk pelayanan (service).

Pada akhirnya, perkembangan kewirausahaan di era digital akan berbeda dari satu tempat dengan tempat lain sesuai dengan kemampuan adaptasi masyarakatnya, namun kebutuhan akan penguasaan digital dalam wirausaha tidak bisa dihindari dan harus segera dilakukan bagi para entrepreneur yang bisnisnya ingin terus berkembang.

Opini ini ditulis oleh Astrid Widayani, SS., SE., MBA, Dosen Manajemen Stratejik Fakultas Ekonomi – Universitas Surakarta; Mahasiswa Doctoral Program, Doctor of Business Administration, Business Transformation and Entrepreneurship – Business School Lausanne, Switzerland.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya