SOLOPOS.COM - Chairul Tanjung (Dok/JIBI/Bisnis)

Dies Natalis UNS ke-39 diwarnai kembalinya Chairul Tanjung ke kampus UNS.

Solopos.com, SOLO — Chairul Tanjung menerima penghargaan Parasamya Anugraha Dharma Kriya Baraya dari UNS Solo tahun ini. Setelah menerima penghargaan tertinggi tersebut oleh Rektor UNS Ravik Karsidi. Chairul Tanjung berkisah tentang jatuh bangunnya menjadi pengusaha.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

CT menjadi wirausaha saat usia masih sangat belia memperoleh rupiah untuk membayar biaya sekolah. Hal itu dilakukan Chairul Tanjung sejal 34 tahun lalu.

“Kalau dulu saya memulai usaha dan menjadi wirausaha, terutama saat saya menjadi mahasiswa, sebenarnya bukan karena apa-apa, tapi karena saya harus membiayai kuliah saya,” ujar Chairul Tanjung di depan ribuan orang yang menghadiri Sidang Senat Terbuka DIES NATALIS ke-39 Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo di auditorium kampus setempat, Rabu (11/3/2015).

CEO CT Corp tersebut mengungkapkan sebenarnya dulu ia sempat diterima sebagai mahasiswa di Fakultas Pertanian UNS Solo. Namun saat itu ia memutuskan untuk tidak mengambil jurusan tersebut. CT, demikian ia dikenal, melanjutkan pendidikannya di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia (UI). Saat itulah ia mulai membangun bisnisnya.

Dia menilai, kewirausahaan pada saat ia memulai usahanya, berbeda bila dibandingkan dengan kewirausahaan sekarang. Dia mengungkapkan, rata-rata bisnis atau usaha pada saat itu hanya dijalankan oleh konglomerat atau anak-anak pejabat.

“Tapi kalau sekarang ini, virus kewirausahaan memang sudah tersebar secara luas, khususnya di kalangan mahasiswa. Mereka didorong untuk bisa menjadi pengusaha-pengusaha di Indonesia,” ujarnya.

Menurut CT, harus ada pragmatisme meskipun bisnis berjalan dengan idealisme yang bersih. Sebuah bisnis yang dijalankan, jangan hanya semata-mata untuk mencari keuntungan melainkan harus juga mendatangkan keberkahan di dalamnya. “Apabila kita pandai bersyukur, kita akan dimuliakan. Itulah inti entrepreneurship di Indonesia,” tandasnya.

CT berharap semangat kewirausahaan yang sedang digencarkan saat ini bisa memunculkan wirausaha-wirausaha tangguh. Namun khusus Indonesia ini, kewirausahaan yang dikembangkan harus merupakan kewirausahaan Indonesia, yang berdasarkan pada karakter bangsa Indonesia, bukan kewirausahaan dari luar negeri.

Terkait pemberian penghargaan kepada CT tersebut, Ravik menjelaskan CT dinilai layak disebut sebagai ?guru generasi muda, juga pelopor dan pengembang sociopreneurship di Indonesia. Pengalaman dan kepakaran CT dalam berwirausaha diharapkan bisa menjadi referensi bagi pendidikan di perguruan tinggi?, khususnya UNS yang telah mengembangkan mata kuliah wajib kewirausahaan bagi mahasiswa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya