SOLOPOS.COM - Foto ilustrasi (JIBI/Harian Jogja/Reuters)

Foto ilustrasi uang (JIBI/Harian Jogja/Reuters)

Harianjogja.com, BANTUL- Tunjangan sertifikasi guru di Bantul diduga dipotong. Sebab jumlah yang dicairkan tak sesuai dengan jumlah yang harusnya diterima.

Promosi Championship Series, Format Aneh di Liga 1 2023/2024

Salah seorang guru SMA di Bantul yang meminta identitasnya dirahasiakan mengungkapkan dirinya hanya menerima tunjangan sertifikasi pada pencairan ke dua tahun ini sebesar Rp8,8 juta untuk kalkulasi tiga bulan gaji.

Padahal kata dia, gajinya perbulan untuk pegawai golongan IV dengan masa kerja lebih dari 20 tahun sebesar Rp3,7 juta.

Artinya bila dikalkulasi selama tiga bulan (sesuai besaran dana sertifikasi yakni tiga bulan gaji setiap pencairan) setelah dipotong 15%, maka ia harusnya menerima dana sertifikai senilai Rp9,5 juta.

“Ini hilangnya sampai satu juta yang diterima cuma delapan juta lebih,” ungkap sumber itu ditemui dirumahnya, Sabtu (24/8/2013) siang.

Sumber itu bahkan menunjukan transfer dana sertifikasi yang tercatat di buku rekeningnya ke media ini. Dana senilai Rp8.842.380 itu dicairkan 31 Juli lalu.

Menurutnya tak hanya dirinya yang tidak utuh menerima tunjangan sertifikasi guru. “Yang lain bilangnya juga begitu banyak yang tidak utuh,” imbuhnya.

Mekanisme pencairan dana sertifikasi tersebut menurutnya juga janggal. Sebab kebijakan pencairan berbelit-belit dari pemerintah pusat ke Bank BRI, lalu dilaporkan ke Pemkab Bantul dan masuk ke Bank BPD baru dicairkan ke masing-masing rekening penerima.

“Dulu awal tahun 2010, waktu saya pertama kali menerima masih penuh, dulu itu langsung dair BRI pusat ke rekening guru, sekarang nggak singgah dulu ke BPD dan Pemkab Bantul,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya