SOLOPOS.COM - Rektor Unnes, Prof. Fathur Rahman (kiri), saat memberikan keterangan pers di Gedung Rektorat Unnes terkait demo mahasiswa yang menolak penutupan Kampus PGSD UPP Tegal, Jumat (7/4/2017). (JIBI/Semarangpos.com/Imam Yuda Saputra)

Demo dilakukan mahasiswa Unnes yang menolak rencana rektor untuk menutup Progam Studi (Prodi) PGSD UPP di Tegal.

Semarangpos.com, SEMARANG – Ratusan mahasiswa Universitas Negeri Semarang (Unnes) menggelar demo di depan Gedung Rektorat Unnes, Gunungpati, Semarang, Jumat (7/4/2017) pagi. Mereka memprotes kebijakan Rektor Unnes Prof Fathur Rahman yang berniat menutup Kampus PGSD UPP Tegal.

Promosi Pelaku Usaha Wanita Ini Akui Manfaat Nyata Pinjaman Ultra Mikro BRI Group

Menanggapi demo mahasiswanya itu, Rektor Unnes mengaku tidak mempermasalahkan. Ia justru senang melihat demo itu karena membuktikan mahasiswanya peduli dengan institusi tempat mereka menuntut ilmu. (Baca juga Ratusan Mahasiswa Unnes Semarang Tolak Penutupan Kampus PGSD Tegal)

Ekspedisi Mudik 2024

“Kami mengibaratkan demo itu seperti seorang anak yang protes kepada orang tua, karena minta diberi seorang adik,” kelakar Fathur Rahman saat dijumpai wartawan di ruang rapat Gedung Rektorat Unnes, Jumat.

Rektor Unnes menjelaskan pihaknya tidak akan menutup Prodi PGSD. Hanya saja, pihaknya tidak akan lagi membuka pendaftaran bagi mahasiswa baru Prodi PGSD di Tegal.

“Jadi PGSD Unnes itu tidak ditutup. Tapi, akan dipusatkan di Kampus Ngaliyan. Semua mahasiswa baru yang akan mendaftar di Prodi PGSD Unnes, mulai tahun ini akan kami salurkan di Kampus PGSD Ngaliyan. Langkah itu kami lakukan guna menciptakan lulusan S1 PGSD Unnes yang berkompeten,” ujar Rektor Unnes.

Fathur Rahman menegaskan langkah yang diambil itu sesuai instruksi Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) yang tertuang dalam Permenristekdikti No. 1 Tahun 2017 tentang Program Studi di Luar Kampus Utama (PSDKU). Dalam Permenristekdikti itu, setiap perguruan tinggi diminta untuk menutup prodi yang ada di luar kampus jika tidak mampu memberikan fasilitas yang layak seperti yang ada di kampus utama.

“Nah, Kampus PGSD UPP di Tegal itu fasilitasnya sangat minim dan tidak sesuai dengan profil lembaga pendidikan ideal masa depan. Oleh sebab itu, kami akan memusatkan Prodi PGSD Unnes di Kampus Ngaliyan. Kampus Ngaliyan memiliki fasilitas yang lebih baik, baik dari segi prasarana maupun sarananya pendidikannya,” beber Fathur Rahman.

Meski tidak lagi memberi kuota mahasiswa baru di Kampus PGSD UPP Tegal, Unnes tetap memberi kesempatan bagi mahasiswa yang sudah terlanjur menjalani studi di kampus itu untuk menyelesaikan kuliahnya. Mahasiswa angkatan 2010-2016 yang belum lulus diberi waktu untuk menyelesaikan studinya paling lambat 2020.

“Setelah 2020, Kampus PGSD UPP di Tegal akan kami fungsikan untuk pendidikan vokasi atau mencetak Sarjana Terapan,” imbuh Rektor Unnes.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya