SOLOPOS.COM - Relief raksasa berbahan batu putih menggembarkan kisah perjalanan Pangeran Samodro terpampang di gedung plaza New Kemukus di wilayah Desa Pendem, Sumberlawang, Sragen, Rabu (11/8/2021). (Solopos.com/Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN–Alat berat dioperasikan di simpang tiga Barong, Pendem, Sumberlawang, Sragen. Back hoe warna kuning itu meratakan pasir untuk menutup permukaan tanah.

Simpang tiga itu menjadi akses utama masuk ke Objek Wisata Gunung Kemukus. Jalan masuk yang semula hanya selebar enam meter diperluas sampai 12 meter. Dua buah gapura dengan konsep atap dobel tajuk atau membentuk seperti kukusan berdiri megah sebagai ruang perkenalan bagi pengunjung.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Sekitar 500 meter arah barat dari Jalan Solo-Purwodadi itu akan bertemu dengan jembatan terpanjang di Soloraya yang melintang di perairan Waduk Kedung Ombo (WKO). Jembatan sepanjang hampir 1 km itu dicat warna-warni.

Baca Juga: Masyarakat Karanganyar Banyak Gelar Vaksinasi Covid-19, Juliyatmono: Ini Keren

Ekspedisi Mudik 2024

Sebelum memasuki jembatan ada dua terminal yang disiapkan dengan konsep bangunan kembar pada bagian utara jalan dan bagian selatan jalan. Terminal itu berfungsi sebagai tempat parkir pengunjung dan tempat mencari suvenir khas Kemukus.

Pada bagian terminal ada tiga bangunan, yakni pendapa dengan atap seperti tajuk dan tiga bangunan yang berfungsi sebagai toilet dan tempat displai aneka barang. Setelah melewati jembatan, gapura pintu gerbang Gunung Kemukus hilang dan rata dengan tanah.

Di sebelah kiri terdapat semacam plaza yang berfungsi sebagai kantor depan Objek Wisata Kemukus. Di plaza itu terdapat dua relief dari batu putih berukuran masing-masing 2,5 meter x 5 meter.

Baca Juga: PPKM Level 4 Berlanjut di Klaten, Tim Gabungan Tingkatkan Patroli Malam

makam pangeran samodro
Seorang warga memasuki Bangsal Sonyoruri dengan posisi menyembah di Kompleks New Kemukus, Pendem, Sumberlawang, Sragen, Rabu (11/8/2021). (Solopos.com/Tri Rahayu)

 

Sendang Ontrowulan

Relief tersebut mengisahkan perjalanan Pangeran Samodro mulai geger runtuhnya Majapahit sampai mendapat bimbingan Wali Sanga hingga akhirnya meninggal dunia di Gunung Kemukus.

Suara bising alat berat yang mengeraskan jalan terdengar. Aktivitas para pekerja juga terlihat di seputaran plaza itu. Di pinggir jalan dari gerbang gapura sampai memasuki Dukuh Kedunguter RT 002 terdampak green belt atau sabuk hijau WKO yang digunakan untuk hunian.

Kini, bangunan itu hilang. Area sabuk hijau itu diubah menjadi selasar berkelok-kelok memanjang sampai 300 meter. “Selasar inilah yang nantinya difungsikan sebagai taman untuk wisata keluarga. Taman itu nanti tembus sampai ke Sendang Ontrowulan yang juga ditata sedemikian rupa untuk wisata religi. Jadi New Kemukus ini memadukan wisata keluarga dengan wisata religi,” ujar penanggung jawab Objek Wisata Gunung Kemukus, M. Suparno, saat berbincang dengan Solopos.com, Rabu (11/8/2021).

Baca Juga: Sekolah Daring Berlanjut, Persiapan Tatap Muka di Solo Jalan Terus

Sendang Ontrowulan terdiri atas dua mata air yang semua ditata rapi. Satu mata air sudah mengering dan airnya sudah tertutup dengan daun-daun kering. Sendang satunya masih banyak airnya dan masih digunakan untuk ritual mandi.

Lingkungan seputaran sendang dilengkapi dengan tempat-tempat untuk bersantai di bawah rindangnya lima beringin yang berusia 60 tahun. Ada tujuh gazebo yang disiapkan. Ada tempat meditasi dengan dilengkapi toilet. Ada pula pendapa dengan konsep joglo tetapi semua tiangnya dari baja berukuran besar yang dibalut kayu. Joglo dengan 12 pilar itu memiliki trap tujuh. Suasana di tempat itu nyaman dan rindang.

Seorang pralansia tampak berbincang dengan para tukang bangunan yang memasang tegel batu di pelataran kompleks sendang seluas 300-an meter persegi itu. Laki-laki itu bernama Jumari, 53, seorang tukang sapu lingkungan sendang yang mengabdi selama 15 tahun.

Baca Juga: Data Covid-19 Berbeda: Solo PPKM Level 3 Versi Provinsi, Level 4 Versi Pusat

 

Berubah Total

“Sekarang kompleks sendang jadi luas. Kalau saya sendirian jadi tukang sapu pasti lelah. Mudah-mudahan ada teman yang ikut jadi tukang sapu. Selama 15 tahun itu saya tidak dapat gaji, hanya murni mengabdi. Mudah-mudahan setelah penataan Kemukus ini bisa ada perhatian,” harap Jumari.

Sendang Ontrowulan itu menjadi tempat ritual pertama sebelum naik ke Bukit Kemukus untuk berziarah ke Makam Pangeran Samodro. Seperti di sendang, situasi di Bukit (Gunung) Kemukus itu pun sudah berubah dengan penataan sedemikian rupa.

Di kaki bukit ditata dengan pendapa, gazebo, dan museum hingga kios-kios kuliner dan tempat parkir mobil/motor. Perubahan total juga terjadi pada pendapa dan makam Pangeran Samodro. Pendapa diperluas dan posisi Bangsal Sonyoruri tepat berada di tengah.

Baca Juga: Wow! Lampu Hias Widoro Sragen Jadi Ajang Swafoto Generasi Milenial

“Bangsal Sonyoruri itu ruangan yang di tengahnya ada nisan Pangeran Samodro. Tempat itu juga digunakan sebagai ruang semedi atau meditasi. Di luar bangsal masih ada 19 nisan dari para tokoh agama dan juru kunci. Sejak 1982, tidak ada tambahan nisan lagi di puncak Gunung Kemukus ini,” ujar Juru Kunci Makam Pangeran Samodro, Hasto Pratomo, 67, saat bertemu Solopos.com.

Semua berubah total. Hasto berharap setelah selesai revitalisasi dengan dana Rp48 miliar, Kemukus ini lebih ramai setiap hari, bukan hanya saat Sura atau saat malam Jumat. Harto berharap stigma tentang Kemukus yang sarat dengan istilah demenan bisa hilang dan musnah.



“Stigma itu dulu sebenarnya pesan dari juru kunci terdahulu supaya kalau datang ziarah ke Kemukus itu dilakukan seperti hendak mengunjungi pacarnya yang dalam istilah Jawa disebut demenan. Jadi mau hujan dan banyak rintangan tetap datang demi orang yang dicintai. Nah, istilah demenan itu dimaknai berbeda, yakni selingkuhan. Hal-hal seperti inilah yang harus diluruskan dengan pendekatan edukasi,” kata Hasto.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya