SOLOPOS.COM - Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo, menerima berbagai kado saat perayaan ultah ke-53 di rumah dinasnya, Kamis (28/10/2021). (Humas Pemprov Jateng)

Solopos.com, SOLO — Gubernur Jawa Tengah (Jateng), Ganjar Pranowo, memiliki potensi pindah ke partai politik (parpol) lain jika PDIP tang mengusungnya sebagai calon presiden (capres) di 2024. Ganjar memiliki modal besar dengan selalu mengantongi elektabilitas tertinggi dalam sejumlah survei baru-baru ini.

Adanya potensi Ganjar Pranowo pindah parpol disampaikan pengamat komunikasi politik Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Hastjarjo, saat diwawancara Solopos.com, Jumat (13/11/2021). “Kalau dalam politik itu kan semua bisa terjadi saya rasa,” ujar dia di Gedung Rektorat UNS Solo.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Dosen di FISIP itu meyakini Ganjar maupun figur capres-cawapres lain sudah mempunyai kalkulasi politik sendiri. Termasuk dalam berbagai manuver politik yang dilakukan belakangan ini sebagai bagian tes air.

Baca Juga: Ngrobol Santai dengan Ganjar Pranowo, Rudy Kritik Subsidi Upah Buruh

“Para politikus itu luar biasa dalam menghitung kekuatan. Pasti mereka menghitung. Perhitungan seperti apa, kita tak tahu. Apalagi masih sekian tahun lagi. Ini baru membangun citra, sebuah testing the water,” tutur dia.

Hastjarjo menjelaskan dunia perpolitikan di Tanah Air terbilang sangat dinamis beberapa periode terakhir. Sebuah keputusan politik bisa diambil para elite parpol dan berubah dalam hitungan hari, bahkan menit hingga detik. “Artinya bisa terjadi apa pun, dan bisa berubah dalam kondisi apa pun. Karena pasti mereka [elite politik] akan menghitung,” urai dia.

Hastjarjo melihat apa yang dilakukan para tokoh politik saat ini yakni menguji konstituen atau calon pemilih. Hasil dari berbagai manuver yang dilakukan akan menjadi parameter menentukan pilihan.

Baca Juga: Ditanya Duet dengan Airlangga di Pilpres 2024, Begini Jawaban Ganjar

“Para tokoh pasti sudah punya langkah-langkah cadangan. Nek ora sida, pasti enek alesane, dan pasti alasannya masuk akal. Semua bisa terjadi. Bahkan termasuk saat muncul isu banteng-celeng, itu dinamika,” kata dia.

Disinggung kemungkinan konflik internal PDIP antara kubu Puan Maharani dengan kubu Ganjar hanya gimmick atau setingan, Hastjarjo tak menampiknya. Sebab menurut dia manuver semacam itu lumrah dilakukan.

“Itu juga bisa [gimmick]. Etok-etok gen ana kontroversi, padahal ora. Bisa jadi begitu. Bahwa ternyata tak ada kontroversi, tak ada pertentangan. Tapi sebenarnya sesuatu yang sudah diatur sedemikian rupa. Bisa saja begitu,” ujar dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya