SOLOPOS.COM - Salah satu perajin di Desa Jarum, Kecamatan Bayat menunjukkan wayang kayu batik berukuran jumbo di rumahnya, Kamis (29/9/2022). (Solopos.com/Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATEN — Selain motif batik di atas kain, warga Desa Jarum, Kecamatan Bayat membatik pada media kayu. Motif batik digoreskan menggunakan canting pada berbagai perabot dan hiasan berbahan kayu mulai dari nampan, kotak tisu, gelas, topeng, hingga wayang kayu.

Salah satu tempat produksi kayu batik, yakni di Jino Batik, Dukuh Pendemi, Desa Jarum. Tempat produksi itu menjadi yang pertama membikin kerajinan kayu batik di Desa Jarum.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Tak hanya berukuran kecil dan biasa, ada wayang kayu berukuran jumbo. Tingginya sekitar 2 meter. Ada tiga wayang kayu yang dibikin berukuran jumbo. Dari tiga tokoh pewayangan itu, dua wayang kayu jumbo.

“Saat ini masih ada satu dengan tokoh wayang Gatutkaca. Harganya Rp7,5 juta,” kata Anik Sadremi, 46, istri pemilik usaha pembuatan kayu batik, Senin (3/10/2022).

Anik menjelaskan proses pembuatan batik kayu berukuran jumbo itu membutuhkan waktu sekitar dua bulan. Proses pembuatan mulai dari pemotongan kayu, pembuatan pola, hingga proses membatik yang dilakukan menggunakan canting seperti proses pembuatan pola batik pada kain.

Baca Juga: Serunya Berwisata & Jajan dengan Gerabah di Pasar Pinggul Melikan Klaten

Batik kayu digeluti Jino sejak 1990-an. Awalnya, Jino mendapatkan permintaan mewarnai topeng. Dari permintaan itu, Jino bersama keluarganya menggeluti usaha kayu batik.

Anik mengatakan ada beberapa kali proses membikin kayu batik. Mulai dari mengolah kayu sengon membentuk benda yang diinginkan, pembuatan pola, hingga proses membatik.

“Proses membatiknya seperti membatik pada kain [menggunakan canting],” kata dia.

Soal pemasaran, Anik menjelaskan sebelum ada pandemi Covid-19, pemasaran kayu batik ke berbagai daerah seperti Jogja, Solo, Jakarta, hingga pernah dikirim ke luar negeri. Usaha kayu batik sempat terpuruk gara-gara pandemi Covid-19. Namun, beberapa bulan terakhir batik kayu kembali menggeliat.

Baca Juga: Batik Lurik Prasojo Klaten, Berkembang Pesat Berkat Inovasi Kekinian

“Beberapa waktu lalu mulai ada order membuat 200 wadah pensil [dengan motif batik],” kata dia.

Salah satu perajin batik di Jarum yang juga menggeluti usaha kayu batik, Sularto, 42, mengatakan di Jarum ada 48 UMKM batik. Dari jumlah itu, sekitar 30 UMKM kayu batik di Jarum.

“Saat pandemi Covid-19 kemarin benar-benar terpuruk. Sekarang mulai bergeliat lagi,” ungkap dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya