SOLOPOS.COM - Ilustrasi kegiatan wisata di Waduk Wadaslintang. (JIBI/Solopos/Antara/Anis Efizudin)

Solopos.com, WONOSOBO — Dibangun pada masa Pemerintahan Presiden Soeharto pada tahun 1982, Waduk Wadaslintang tak hanya berfungsi untuk memenuhi kebutuhan irigasi dan sarana pembangkit listrik tenaga air (PLTA). Waduk Wadaslintang yang berada juga menjadi daya tarik wisata. Berikut sejarah Waduk Wadaslintang di Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah (Jateng).

Dikutip dari laman kebumenkab.go.id, Waduk Wadaslintang terletak di perbatasan Kabupaten Kebumen dan Wonosobo. Pembangunan waduk ini dimulai pada tahun 1982 dan berakhir pada tahun 1988.

Promosi Layanan Keuangan Terbaik, BRI Raih 3 Penghargaan Pertamina Appreciation Night

Waduk ini berada di daerah yang berudara sejuk dengan panorama alam pengunungan di sekitarnya yang begitu alami. Oleh karena itu, Waduk Wadaslintang pun menjadi salah satu destinasi wisata favorit bagi masyarakat di Kebumen, Wonosobo dan sekitarnya.

Ekspedisi Mudik 2024

Waduk Wadaslintang ini dibangun di atas lahan seluas 2.626 hektare. Sejarah pembangunan Waduk Wadaslintang ini tak terlepas dari proses pemindahan 7.000 penduduk di perbatasan Kabupaten Kebumen-Wonosobo karena genangan airnya mencakup sembilan desa di kawasan itu.

Pembangunan Waduk Wadaslintang dilaksanakan kontraktor asal Filipina, Hydro Resource Coorporation bekerja sama dengan PT Brantas Abipraya. Konstruksi beton bendungan tersebut banyak dikagumi banyak pakar dari mancanegaraa dan diproyeksikan mampu bertahan hingga 200 tahun lebih.

Baca juga: Indahnya Bendungan Wadaslintang, Dijuluki Mini Danau Toba Gaes

Waduk Wadaslintang tergolong waduk yang cukup dalam. Tinggi bendungan ini mencapai 116 meter dengan lebar sekitar 10 meter dan panjang 650 meter. Waduk ini pun mampu menampung air hingga 443 juta meter kubik.

Selain menjadi tempat wisata, Waduk Wadaslintang juga dimanfaatkan untuk olahraga air dan saluran irigasi. Hal itu dikarenakan waduk ini mampu menyuplai kebutuhan irigasi bagi areal persaawahan di daerah Kebumen dan Purworejo seluas 30.345 hektare sepanjang tahun.

Tak hanya itu, Waduk Wadaslintang juga berfungsi sebagai daerah resapan air untuk mengendalikan banjir di kawasan tersebut. Di waduk ini, pengunjung juga bisa menikmati panorama hutan pinus yang mengelilinginya.

Baca juga: Asal Usul Nama Kebumen, Berikut Sejarah dan Kisahnya

Untuk berkunjung ke waduk ini, pengunjung cukup membayar tarif Rp10.000 sebagai tiket masuk. Jika membawa kendaraan, pengunjung akan dikenai tambahan tarif Rp3.000 untuk sepeda motor dan Rp5.000 untuk mobil.

Demikianlah sejarah tentang Waduk Wadaslintang yang dibangun di perbatasan Kabupaten Wonosobo dan Kebumen. Semoga bisa menjadi referensi yang bermanfaat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya