SOLOPOS.COM - Rumah di Kampung Sayangan Wetan, Laweyan, Solo, yang dibangun tahun 1740 masih berdiri kokoh dan diklaim sebagai rumah tertua di Solo, bahkan Jawa Tengah. Foto diambil Jumat (25/3/2022). (Solopos/Siti Nur Azizah)

Solopos.com, SOLO — Bangunan rumah di Sayangan Wetan, RT 001/RW 002 Kelurahan/Kecamatan Laweyan, Solo, konon merupakan rumah tertua di Solo, bahkan Jawa Tengah. Rumah itu masih berdiri kokoh. Struktur bangunannya sebagian tembok bata dan sebagian kayu.

Pintu dan kusen jendela semua dari kayu. Tidak terlihat kaca dari bagian luar. Saat Solopos.com menyambangi rumah itu, Jumat (25/3/2022) siang, bangunan rumah itu terlihat bersih dengan beberapa pot bunga berwarna pink menempel pada dinding.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Menurut informasi yang diperoleh Solopos.com, rumah yang diklaim sebagai rumah tertua di Solo, bahkan di Jawa Tengah, itu masih dihuni hingga sekarang. Namun, saat Solopos.com ke lokasi, penghuni rumah sedang tidak ada.

Baca Juga: Rumah Tertua di Jawa Tengah Ada di Kampung Batik Laweyan Solo

Ketua Forum Pengembang Kampung Batik Laweyan, Solo, Alpha Fabela Priyatmono, menyebut rumah tertua di Sayangan Wetan itu dibangun tahun 1740. Itu artinya rumah tersebut sudah berusia 282 tahun, lebih tua dari usia Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat yang dibangun sekitar 1743 dan ditempati mulai 1745.

rumah tertua laweyan solo jawa tengah
Rumah di Kampung Sayangan Wetan, Laweyan, Solo, yang dibangun tahun 1740 masih berdiri kokoh dan diklaim sebagai rumah tertua di Solo, bahkan Jawa Tengah. Foto diambil Jumat (25/3/2022). (Solopos/Siti Nur Azizah)

Alpha mengatakan saat ini tengah mengupayakan agar rumah tua di Sayangan Wetan dan rumah-rumah tua lainnya di Laweyan, bisa dikonservasi menjadi bagian dari cagar budaya Kota Solo. Mahasiswa S2 Arsitektur Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, kata Alpha, sudah mendata sembilan rumah tua dengan mengidentifikasi dari berbagai macam periode dan gaya arsitektur bangunan.

Baca Juga: Jejak Kampung Santri & Masjid Tertua di Kampung Batik Laweyan Solo

Pendataan untuk Konservasi

“Rumah-rumah khas Laweyan, termasuk rumah tua itu diidentifikasi oleh mahasiswa arsitektur UGM untuk dibuatkan pendataan dari denah, potongan, perspektif, dan lain sebagainya untuk konservasi,” ungkapnya saat ditemui Solopos.com di rumahnya, Jumat (25/3/2022).

Alpha menambahkan data tersebut dapat digunakan sebagai langkah awal konservasi rumah tua di Kampung Batik Laweyan agar tetap lestari. “Dalam proses menuju konservasi tersebut, mahasiswa S2 Arsitektur UGM akan bekerja sama dengan mahasiswa arsitektur Universitas Muhammadiyah Solo [UMS],” katanya.

Baca Juga: Jelajahi Spot-Spot Tersembunyi di Mangkunegaran Solo, Ada Apa Saja Ya?

Lebih lanjut, Alpha menjelaskan rumah-rumah tua di Kampung Batik Laweyan memiliki daya tarik yang tinggi karena Kampung Laweyan sebenarnya sudah ada sejak 250 tahun sebelum Solo dan Jogja lahir.

“Sudah pasti Laweyan memiliki nilai historis tinggi, salah satunya terkait bangunan tua yang masih ada hingga sekarang,” katanya. Alpha mengakui konservasi bangunan tua tidaklah mudah dan membutuhkan waktu yang cukup lama serta peneliti yang terpercaya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya