SOLOPOS.COM - Para penyedia jasa transportasi umum tengah menjalani rapid test di Kantor Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Salatiga, Jawa Tengah (Jateng), Jumat (12/6/2020). (Semarangpos.com – Humas Pemkot Salatiga)

Solopos.com, SEMARANG – Puluhan driver ojek online atau ojol memilih mangkir alias tidak menghadiri undangan Pemerintah Kota Salatiga untuk mengikuti rapid test Covid-19, Jumat (12/6/2020). Tak jelas apa alasan para pengemudi ojol itu menolak mengikuti rapid test.

Padahal, rapid test yang digelar di Kantor Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Salatiga, Jawa Tengah (Jateng) itu tak dibebani biaya sepeser pun alias gratis.
Kepala Dishub Kota Salatiga, M. Sidqon Effendi, mengaku padahal dirinya telah mendaftarkan sekitar 60 pengemudi ojol untuk mengikuti rapid test.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Awas! 400 Pedagang di 93 Pasar Tradisional Positif Covid-19

Namun, dari 60 pengemudi ojek online yang diundang itu hanya 5 orang yang datang. Diduga, puluhan driver ojol Salatiga itu mangkir mengikuti rapid test gratis karena takut.

“Dishub Kota Salatiga sudah mengupayakan dan membujuk pengemudi ojol itu dengan menghubungi melalui sambungan telepon. Menurut kami, masyarakat berhak mendapat pelayanan yang aman [saat menggunakan layanan ojek online]. Namun, hingga pelayanan berakhir mereka tidak datang,” ujar Sidqon, Sabtu (13/6/2020).

Penambahan Kasus Baru Covid-19 Indonesia Mulai Konsisten di Atas 1.000

Sidqon sangat menyayangkan sikap para driver ojol Salatiga yang mangkir dan kurang memiliki kesadaran akan pentingnya mengikuti rapid test. Padahal, rapid test memang diperuntukkan bagi penyedia jasa transportasi umum dan juru parkir.

2 Jam 5 Orang

Hal itu bertujuan untuk mencegah persebaran virus corona atau Covid-19 melalu transportasi umum.

“Dengan kegiatan ini diharapkan semua penyedia jasa angkutan yang setiap hari melayani dan berinteraksi dengan masyarakat dalam keadaan sehat dan tidak terpapar Covid-19. Sehingga, pengemudi dan calon penumpang merasa nyaman dalam beraktivitas,” imbuhnya.

Keracunan Massal di Grobogan Diduga Akibat Daun Singkong

Total ada 200 penyedia jasa transportasi umum dan juru parkir yang diundang untuk mengikuti rapid test. Mereka terdiri atas 50 juru parkir, 40 sopir angkot, 10 sais dokar, 40 tukang becak, dan 60 driver ojol. Para driver ojol Salatiga ini kemudian memilih mangkir dari rapid test.

Namun dari 60 pengemudi ojol yang diundang itu, hanya lima orang yang hadir. Padahal, pelayanan rapid test itu digelar selama dua jam, mulai pukul 08.00 – 10.00 WIB.

Santap Makanan Hajatan, Belasan Warga Getasrejo Grobogan Keracunan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya