SOLOPOS.COM - Penganan tradisional di Pasar Tempo Doeloe, Kompleks Embung Sebligo, Desa Lerep, Kecamatan Ungaran Barat, Kabupaten SEmarang, Jawa Tengah, setiap Minggu Pon. (Semarangpos.com-Nadia Lutfiana Mawarni)

Solopos.com, UNGARAN — Kembali ke tempo dulu makin menjadi tren di masa kini. Peluang ini ditangkap warga Desa Lerep, Kecamatan Ungaran Barat, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Demi menggenjot pariwisata, sejak tiga tahun lalu, warga Desa Lerep menawarkan jajanan tradisional di Pasar Tempo Doeloe.

Tak seperti berbelanja di pasar tradisional, uang kertas tidak berlaku dalam transaksi di Pasar Tempo Doeloe. Di pasar yang digelar rutin setiap hari Minggu Pon di Kompleks Embung Sebligo, Desa Lerep itu, warga harus menukarkan uang dengan koin khusus dengan nilai yang sama.

Promosi BRI Group Buka Pendaftaran Mudik Asyik Bersama BUMN 2024 untuk 6.441 Orang

Untuk bisa masuk ke kawasan pasar jadul warga terlebih dulu menukarkan uang dengan koin kayu yang sudah disediakan. Uang itu memiliki nilai yang sama dengan nilai rupiah. Misalnya koin kayu senilai Rp5.000, Rp10.000, atau Rp1.000.

Jumlah Pemohon Dispensasi Nikah di Kudus Melonjak

Ekspedisi Mudik 2024

Saat membeli jajanan tradisional, jika ada kembalian maka uang kembali juga berbentuk koin kayu. Sementara jika koin kayu tersisa, pengunjung bisa kembali menukarkan dengan uang rupiah ketika keluar.

Pasar Tempo Doeloe dibuka khusus, Kamis (12/3/2020), bersamaan dengan Festival Iriban di desa setempat. Acara itu bahkan dihadiri pula oleh Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.

Pasar Tempoe Doeloe menjajakan penganan tradisional seperti pecel, bubur tumpang, dan krupuk gendar. Para pedagang mengenakan pakaian adat Jawa.

Banyak Lubang di Mijen Semarang, Warganet Bergunjing

Kesan jadul makin lekat dengan bangunan pasar yang sengaja dibuat dengan rangkaian bambu. Wadah yang digunakan semuanya bernuansa tradisional. Piring dan gelas kaca diganti dengan gerabah. Sementara plastik diganti dengan daun pisang.

Panorama Gunung Ungaran

Membeli penganan di Pasar Tempo Doeloe Lerep, pengunjung akan disuguhi dengan pemandangan embung. Pemandangan itu berlatar Gunung Ungaran. Lerep memang merupakan desa tertinggi di Kecamatan Ungaran Barat.

Kuliner Andalan Salatiga Getuk Kethek Aslinya Getuk Satu Rasa

Pegiat Pokdarwis Lerep, Kamali, bercerita pasar jadul digagas bersama warga sejak setahun lalu. “Kami memang sedang merintis desa wisata, harapannya bisa melibatkan seluruh warga,” ujar Kamali ketika berbincang dengan Semarangpos.com, Kamis (12/03/2020).

Selain itu warga desa ingin ikut ambil bagian mengurangi sampah plastik. Kendati begitu belum ada dampak siginifikan terhadap pengurangan konsumsi plastik di desa ini.

Seorang pedagang, Sumarno, mengatakan sejak dibukanya Pasar Tempo Doeloe dirinya memiliki penghasilan tambahan. “Sehari-hari saya jualan bakso, kalau ada pasar ada tambahan penghasilan dengan berjualan makanan tradisional,” kata dia. (Nadia Lutfiana Mawarni)

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya