SOLOPOS.COM - Ilustrasi penyakit kusta. (Freepik.com)

Solopos.com, SUKOHARJO — Pada 29 Januari 2023 kemarin diperingati Hari Kusta Sedunia. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)  mengangkat tema Bertindaklah Sekarang Akhiri Kusta dalam peringatan tahun ini

Di Kabupaten Sukoharjo terdapat sekitar 10 penderita kusta. Dinas Kesehatan (Dinkes) Sukoharjo mengoptimalkan peran puskesmas dalam pengobatan penderita kusta.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Di Sukoharjo kasus [kusta] ada. Saat ini kami sudah punya komunitas antarmantan penderita kusta yang kami rekrut. Perekrutan dilakukan sebagai wadah edukasi kepada masyarakat lain,” jelas Kepala Dinkes Sukoharjo, Tri Tuti Rahayu, Senin (30/1/2023).

Dia  mengatakan mantan penderita yang jumlahnya 10 tersebut tergabung dalam komunitas Cahaya Hati. Tuti mengakui masih ada stigma terhadap para penderita kusta. Stigma ini harus dihilangkan mengingat kusta bisa disembuhkan.

Sementara itu, Kepala Puskesmas Sukoharjo Kota, Kunari Mahanani, menyebut ada dua penderita kusta aktif yang mendapat pengobatan di tempatnya. Pengobatan paling lama dilakukan selama 12 bulan tanpa jeda.

“Pengobatan kusta memiliki jenis obat berbeda yakni multidrug therapy [MDT] merupakan kombinasi beragam jenis obat. Pemberian kombinasi obat diberikan sesuai dengan jenis penyakit, untuk kusta kering, MDT terdiri dari Rifampisin dan Dapson, obat harus diminum selama 6-9 bulan. Sementara kusta basah pengobatan memakan waktu hingga 12-18 bulan,” kata perempuan yang disapa Anik itu.

Ia mengatakan apabila mengalami kegagalan dalam pengobatan dapat diulang kembali. Dia memastikan kusta dapat disembuhkan secara total. Meski demikian deteksi dini harus dilakukan sesegera mungkin.

Dia membeberkan penyakit kusta cukup sulit ditularkan mengingat masa inkubasi yang cukup lama sekitar dua hingga tiga pekan. Namun penyakit tersebut dapat menular melalui kulit yang memiliki kontak erat dalam jangka waktu yang lama dengan penderita.

“Hindarilah kontak jangka panjang dengan penderita kusta yang tidak diobati. Hindari juga daerah endemik kusta,” jelas Anik.

Dilansir laman kemkes.go.id penyakit kusta masih menjadi masalah kesehatan yang sangat kompleks. Hingga kini masih ada 6 provinsi yang belum mencapai eliminasi kusta. Prevalensi kusta di keenam provinsi tersebut masih di atas 1/10.000 penduduk.

Keenam provinsi tersebut yakni Papua Barat, Papua, Maluku, Maluku Utara, Sulawesi Utara dan Gorontalo. Sementara di tingkat kabupaten/kota, total masih ada 101 kabupaten/kota yang belum eliminasi kusta.

Indonesia masih menjadi penyumbang kasus kusta nomor 3 di dunia setelah India dan Brazil. Di 2021 ada 7.146 penderita kusta baru, dengan proporsi anak sebesar 11% (data per 24 Januari 2022).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya