SOLOPOS.COM - Ilustrasi salat Id di masa pandemi Covid-19 dengan menjaga jarak antarsaf. (Solopos-Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN -- Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Kabupaten Sragen memutuskan membolehkan warga atau masyarakat muslim di Sragen menggelar salat id di lapangan.

Akan tetapi, meski diperbolehkan ada pembatasan yang wajib diterapkan. Peserta salat id di lapangan bagi warga Sragen terbatas pada lingkungan setempat dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Panitia salat id bertangung jawab atas pelaksanannya. Apabila ada warga dari luar lingkungan hendak salat bisa ditolak atau dilarang untuk pencegahan persebaran Covid-19.

Baca juga: India Catat 4.000 Kematian Sehari Akibat Covid-19

Pelaksana Harian (Plh.) Bupati Sragen Tatag Prabawanto B. saat ditemui wartawan di Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Sragen, Sabtu (8/5/2021), mengatakan panitia penyelenggara salat id di Sragen bertanggung jawab terhadap pelaksanaan salat.

Tatag yang juga Sekretaris Daerah (Sekda) Sragen itu berpesan supaya protokol kesehatan diterapkan dengan ketat, mulai dari pakai masker, jaga jarak, hindari kerumunan, dan seterusnya.

“Salat id boleh dilaksanakan di lapangan tetapi hanya lingkungan setempat hlo ya dengan protokol kesehatan ketat,” tegas Tatag.

Baca juga: Kisah Pekerja Pindahkan 740 Makam untuk Bangun Kantor Kelurahan Sondakan Solo

Jangan Sampai Muncul Klaster Baru

Dia menjelaskan Pemkab Sragen tidak ingin muncul klaster baru di Sragen gara-gara pelaksanaan salat id melanggar protokol kesehatan.

Tatag mengingatkan bagaimana beberapa klaster Covid-19 muncul di Sragen dan menyebabkan sejumlah orang meninggal dunia.

“Ingat di Sambirejo itu sudah bermunculan klaster baru! Bukan hanya klaster layatan dan tarawih, belakangan muncul klaster TPA juga. Nyuwun tulung [minta tolong] kepada seluruh warga Sragen supaya mematahui protokol kesehatan dan harus menjadi kesepakatan bersama. Masak saben dina arep ngandani? [masa setiap hari mau memberitahu?]” ujar dia.

Baca juga:  Travel Gelap dan Warga yang Nekat Mudik

Dia mengajak seluruh elemen masyarakat Sragen untuk bersama-sama membangun kesadaran kolektif agar sadar terhadap pelaksanaan protokol kesehatan, termasuk pada saat pelaksanaan salat id di Sragen.

Masyarakat Sragen diminta tidak meremehkan protokol kesehatan mengingat ada beberapa kasus baru yang berujung pasien meninggal dunia. “Hampir setiap ada kasus [Covid-19] kematian 2-3 orang per hari dan semua terkonfirmasi positif Covid,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya