SOLOPOS.COM - Taman Sari di Patehan, Kecamatan Kraton, Kota Jogja, DIY. (Antara/Andreas Fitri Atmoko)

Solopos.com, JOGJA — Taman Sari merupakan salah satu tempat wisata peninggalan Keraton Yogyakarta yang terletak di Patehan, Kecamatan Kraton, Kota Jogja, Daerah Istimewa Yogyakarta. Tempat ini memiliki bangunan yang unik yang bernuansa kuno, lengkap dengan jembatan gantung, kanal air, kolam pemandian, hingga lorong bawah tanah.

Selain memiliki bangunan yang unik, ternyata kawasan wisata ini menyimpan beberapa mitos di balik keindahannya. Seperti yang dikutip dari Detik.com, berikut merupakan fakta sejarah dan mitos dari Taman Sari Keraton Yogyakarta:

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Sejarah Taman Sari

Taman Sari dibangun pada 1785 yang ditandai dengan Candra Sengkala Catur Naga Rasa Tunggal atau tanda istana baru oleh Sri Sultan Hamengkubuwono I. Tempat ini pernah direnovasi karena terdampak gempa bumi pada 27 Mei 2006.

Menurut informasi dari pihak keraton maupun balai pelestarian bangunan dan cagar budaya, konon Taman Sari Jogja adalah sebuah danau yang cukup luas, lengkap dengan parit dari Taman Sari menuju ke bangunan pusat keraton melalui segaran.

Ekspedisi Mudik 2024

Meledak! Kasus Covid-19 di Sragen Tambah 29 Dalam Sehari

Sebenarnya tempat ini merupakan pesanggrahan yang proses pembangunannya dipimpin langsung oleh Sri Sultan Hamengkubuwono I, dengan penanggung jawab pelaksanaanya Bupati Madiun Raden Rangga Prawirasentika. Penanggung jawab konstruksinya adalah Bupati Kiai Tumenggung Mangoendipoero.

Filosofi Taman Sari

Awalnya, tujuan dari pembangunan pesanggrahan ini untuk keperluan pertahanan, tetapi secara filosofi taman ini memiliki dua deskripsi nilai. Deskripsi nilai pertama yakni proses pencarian kesenangan duniawi yang disimbolkan dengan kolam dan taman yang indah. Kemudian deskripsi yang kedua yakni pada bangunan utama yang disebut sumur gemuling dan adanya mihrab yang difungsikan untuk tempat salat.

Sumur gemuling disimbolkan ujian seseorang di kehidupan di dunia, yakni antara aturan ilahi atau kesenangan duniawi. Keduanya digambarkan dalam pesanggrahan Taman Sari.

Dengan arsitektur indah dan megah, kawasan Taman Sari Jogja merupakan paduan dari berbagai jenis budaya. Sri Sultan Hamengkubuwono I merupakan pencinta karya seni dan tempat ini merupakan karya arsitektur monumental pada kepemimpinannya.

Konon, dulunya Taman Sari disebut sebagai istana air yang digunakan untuk tempat pemandian permaisuri dan puteri raja.

Mitos Taman Sari

Konon, lorong yang ada di Taman Sari dapat tembus hingga pantai selatan. Terdapat dua lorong bawah tanah yang dinamai dengan Urung-urung (lorong) Timur dengan panjang 45 meter yang menghubungkan Pulo Panembung dan Pulo Kenanga.

Kemudian terdapat Urung-urung Sumur Gumuling yang memiliki panjang 39 meter dan di ujung lorong terdapat mata air yang dikelilingi lima anak tangga yang bernama Sumur Gumuling.

Sebenarnya Lorong Sumur Gumuling memiliki panjang lebih dari 39 meter ke arah barat. Namun pada 1972, bangunan itu dipugar sehingga tersisa lorong 39 meter.

Konon sebelum dipugar lorong ini dapat tembus hingga pantai laut selatan, mitos ini diceritakan dari generasi ke generasi oleh masyarakat sekitar. Selain itu, terdapat mitos lain yang beredar bahwa Lorong Sumur Gumuling merupakan akses pertemuan antara Nyi Roro Kidul atau Ratu Pantai selatan dengan Sultan Yogyakarta.

Video Porno Berjudul Big Bos-Babu Ternyata Dibintangi Eks DPRD di Papua

Pengawas Taman Sari Jogja mengatakan Sri Sultan Hamengku buwono I memang membangun keraton dalam satu sumbu lurus imajiner, terhubung dengan Gunung Merapi dan Pantai Parangtritis. Dengan harapan ketiganya dapat bersinergi.

Lokasi Taman Sari

Kampung wisata Taman Sari terletak di Kelurahan Patehan, Kecamatan Kraton. Secara toponim, nama Taman Sari berasal dari Pesanggrahan Taman Sari. Kampung wisata ini sangat strategis karena berlokasi di areal Obyek Wisata Taman Sari dan di kawasan besar Keraton Kasultanan Yogyakarta.

Tiket Masuk Taman Sari

Kawasa Taman Sari memiliki luas 12.666 hektare dengan bangunan bernuansa artistik dan kuno sehingga dapat menarik wisatawan baik lokal maupun mancanegara sebagai lokasi pemotretan. Saat ditelusuri Solopos.com pada akun Instagram resmi @wisata_tamansari_Yogyakarta, terdapat unggahan yang menunjukkan harga tiket masuk.

Dalam unggahan tersebut menunjukkan harga tiket masuk Taman Sari Jogja senilai Rp5.000 bagi wisatawan lokal, sedangkan untuk wisatawan asing sekitar Rp15.000.

Bagi Anda yang membawa kamera profesional akan dikenakan biaya sebesar Rp.3000. Anak- anak yang berusia lima tahun sudah diwajibkan untuk membayar tiket. Harga tiket masuk dan lainnya dapat berubah sewaktu-waktu. Kawasan wisata Taman Sari buka mulai dari pukul 09.00 WIB hingga pukul 15.00 WIB.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya