SOLOPOS.COM - Dinding Monumen Joeang '45 yang berada di Desa Jonggrangan, Kecamatan Klaten Utara, Klaten, menjadi sasaran vandalisme. Foto diambil Jumat (10/11/2017). (Taufiq Sidik Prakoso/JIBI/Solopos)

Solopos.com, KLATEN—Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Klaten diminta menggali informasi terkait sejarah berdirinya monumen hingga tugu perjuangan yang ada di Kabupaten Bersinar. Banyak tugu dan monumen di Klaten berdiri di berbagai daerah sebagai bukti Klaten menjadi salah satu tempat perjuangan para pahlawan mengusir penjajah.

Hal itu disampaikan pengurus Dewan Harian Cabang Badan Pembudayaan Kejuangan atau DHC BPK 45 Klaten. Monumen atau tugu penanda perjuangan rakyat Klaten melawan penjajah seperti Monumen Juang 45 Klaten di Desa Jonggrangan, Kecamatan Klaten Utara, Tugu Peluru di tepi Jl. Veteran, Kelurahan Barenglor, Kecamatan Klaten Utara, serta Tugu Obor di depan Stasiun Klaten.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Selain itu, ada monumen Markas Besar Komando Djawa (MBKD) di Desa Kepurun, Kecamatan Manisrenggo. Masih banyak monumen dan tugu lainnya sebagai penanda kejuangan melawan penjajah tersebar ke berbagai wilayah seperti Kecamatan Wedi, Wonosari, serta Karanganom.

Baca Juga: Kenalkan Eco-print, AEPI Gelar Ngecobar di Objek Wisata Ponggok Klaten

Ketua Bidang Informasi Komunikasi DHC BPK 45 Klaten, Wahyudi Martono, mengatakan monumen-monumen tersebut tak sekadar bangunan fisik. Lebih dari itu, monumen itu memiliki nilai sejarah yang sebagian belum dikenal secara luas oleh warga Kabupaten Bersinar.

Lantaran hal itu, Wahyudi berharap ada penggalian sejarah dari masing-masing monumen atau tugu tersebut didirikan. Hal itu tak lain untuk menyampaikan pesan perjuangan kepada generasi mendatang. Masing-masing monumen atau tugu memiliki cerita masing-masing sebagai penanda jejak perjuangan pahwalan pada masa melawan penjajahan.

Dengan diketahuinya sejarah masing-masing monumen atau tugu didirikan, Wahyudi berharap semakin memberikan teladan bagi generasi mendatang. “Saat ini masih ada narasumber yang bisa menceritakan terkait tugu atau monumen kejuangan di Klaten. Sayang kalau ini tidak didokumentasikan dengan baik nilai sejarahnya akan hilang,” kata Wahyudi saat berbincang dengan Solopos.com, Minggu (14/11/2021).

Baca Juga: Sensasi Wedangan Sambil Keceh di Kali Guyangan Bendan Boyolali

 

Sejarah Singkat

Kabid Kebudayaan Dinas Pariwisata Kebudayaan Pemuda dan Olahraga (Disparbudpora) Klaten, Yuli Budi Susilowati, mengatakan perawatan fisik monumen dan tugu penanda perjuangan di Klaten berada di organisasi perangkat daerah (OPD) lain. Soal sejarah keberadaan monumen dan tugu tersebut, Susi mengatakan sudah ada namun sebatas sejarah singkat.

Disinggung usulan DHC BPK 45 Klaten, Susi sepakat dan berharap bisa saling bertukar informasi ihwal sejarah secara detail di balik pembangunan tugu serta monumen tersebut.

“Di tempat kami ada sejarahnya tetap hanya singkat. Misalkan Tugu Peluru di Klaten Utara itu dulu menjadi lokasi tempur Sersan Sadikin dan Kopral Sayom hingga gugur melawan penjajah. Kami sangat setuju kalau ada seperti itu [penggalian lebih dalam terkait sejarah monumen dan tugu]. Syukur dari badan tersebut bisa merapat dengan kami untuk saling bertukar informasi,” kata Susi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya