SOLOPOS.COM - Ilustrasi Pelajar Sekolah Dasar (SD) (Solopos/Whisnupaksa)

Solopos.com, KARANGANYAR — Dewan Pendidikan Kabupaten Karanganyar mendesak Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Karanganyar melaksanakan regrouping atau penggabungan sejumlah sekolah dasar (SD) segera dilaksanakan.

Dewan Pendidikan Kabupaten Karanganyar memetakan sejumlah alasan mengapa penggabungan atau regrouping SD perlu dilakukan secepatnya. Pejabat Humas Dewan Pendidikan Kabupaten Karanganyar, Hartono, menyampaikan hasil pemetaan yang dilakukan di sejumlah kecamatan.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Dia mencontohkan hasil pemetaan di Kecamatan Gondangrejo. Hartono menjelaskan seluruh sekolah di Gondangrejo hanya mendapatkan 500-an orang peserta didik baru. Padahal target mereka 2.000-an orang peserta didik baru.

Baca juga: Renovasi Gedung Sekolah Selama Pembelajaran Daring Perlu Tidak?

Kondisi itu tidak hanya terjadi di wilayah pinggiran kabupaten. Hartono menyampaikan sejumlah sekolah yang dekat pusat kabupaten juga mengalami hal serupa.

“SD di Tasikmadu hanya bisa menerima sedikit siswa baru. [Kecamatan] Karanganyar ada yang hanya menerima 21 siswa. Padahal kuota 28 siswa per kelas. Saya tanya guru katanya tahun kemarin malah hanya 18 siswa. Padahal lulusan sekolah itu nanti bisa masuk ke SMP [sekolah menengah pertama] favorit di Karanganyar,” tutur dia.

Dia memotret kejadian itu dan menyebut dua hal yang menyebabkan SD negeri tidak mendapatkan siswa sesuai kuota. Pertama, katanya, SD negeri kalah bersaing dengan SD swasta. Kedua, lanjut dia, calon peserta didik berkurang.

Baca juga: Inilah Karak Bolon, Karak Tanpa Boraks Nggak Bikin Serak Saat Dimakan

Oleh karena itu, Hartono menyampaikan regrouping bukan lagi sebatas wacana tapi keniscayaan untuk dilaksanakan. Dia menyampaikan keuntungan melaksanakan penggabungan sejumlah sekolah, yakni penghematan anggaran dan pengelolaan bangunan sekolah.

Regrouping ini sangat bisa menghemat anggaran infrastruktur, seperti renovasi maupun pembangunan. Selain itu, unit [bangunan sekolah] bisa dimanfaatkan untuk yang lain. Misal, di Jatipuro itu ada satu kelas isinya hanya empat orang siswa. Gurunya golongan IV-a, itu tinggi. Berapa saja harus membayar [gaji] gurunya,” jelas dia.

Kondisi dan Karakter Wilayah

Berkaitan dengan nasib guru berstatus aparatur sipil negara (ASN) itu, Hartono mengingatkan Disdikbud Karanganyar untuk menata dengan hati-hati selama proses penggabungan sejumlah sekolah. Selain nasib guru, regrouping juga menyisakan persoalan lain, yaitu kondisi dan karakter wilayah.

“Memang ada hal-hal yang agak mempersulit regrouping. Misal, kontur wilayah. Sekolah di Ngargoyoso, Jenawi, Kerjo kalau di-regrouping kasihan anak-anak. Mereka harus melewati bukit untuk ke sekolah. Selain itu pikirkan nasib kepala sekolah dan PNS di sekolah yang terkena regrouping. Hati-hati jangan sampai menimbulkan gejolak sosial,” ujarnya.

Baca juga: Wakil Rakyat Karanganyar Ini Pakai Mobil Dinasnya Untuk Bantu Warga Cari Oksigen

Dihubungi secara terpisah, Sekretaris Disdikbud Kabupaten Karanganyar, Nurini Retno Hartati, menyampaikan regrouping menjadi solusi saat dahulu sekolah kekurangan guru dan tenaga pendidik. Kemudian, persoalan tersebut bisa teratasi lewat rekrutmen tenaga harian lepas (THL), pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (PPPK), dan calon pegawai negeri sipil (CPNS). Tidak semua sekolah harus dilakukan regrouping.

“Lalu saat ini, regrouping harus dilakukan karena berkaitan dengan BOS [bantuan operasional sekolah]. Kami akan membentuk tim untuk menyisir sekolah dengan kondisi tertentu dan layak dilakukan regrouping. Tim yang terdiri dari Disdikbud, didukung Dewan Pendidikan, PGRI [Persatuan Guru Republik Indonesia], dan lain-lain,” tutur Nurini saat dihubungi Solopos.com Senin (19/7/2021).

Nurini memastikan Disdikbud Karanganyar akan melaksanakan regrouping secepatnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya