SOLOPOS.COM - Ilustrasi rapat atau musyawarah. (freepik)

Solopos.com, SUKOHARJO – Setelah vakum selama dua tahun, Dewan Kesenian Sukoharjo atau DKS berencana menggelar musyawarah seniman untuk menentukan pengurus baru pada 6 Juni 2022 mendatang. Proses pergantian pengurus DKS tak bisa dilaksanakan pada 2020 akibat pandemi Covid-19.

Masa kepengurusan DKS yang lama habis pada 2020. Lantaran muncul pandemi akhirnya musyawarah seniman dibatalkan sembari menunggu kasus Covid-19 melandai. Imbasnya, DKS vaksum selama lebih dari dua tahun. Kala itu, aktivitas seni dan budaya tak bisa digelar lantaran pembatasan aktivitas masyarakat saat penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Padahal, para pegiat seni dan budaya menggantungkan nasib dari pentas seni dan pertunjukan. Nasib para pelaku seni dan budaya kian merana lantaran pemerintah masih melarang kegiatan sosial budaya yang berpotensi menimbulkan kerumunan.

Namun demikian, para pegiat seni dan budaya tak patah arang dalam menyalurkan talenta dan bakat pada masa pandemi. Mereka tetap menggelar pertunjukan dan pameran seni virtual yang melibatkan komunitas seni dan budaya di Sukoharjo.

“Jadi selama dua tahun masa pandemi, kami menggelar pertunjukan seni virtual. Ada juga pameran yang memajang karya-karya seni juga secara virtual. Jika dihitung, mungkin lebih dari 15 event pertunjukan virtual yang digelar selama masa pandemi,” kata seorang pengurus lama DKS sekaligus Ketua Komunitas Seni dan Budaya Sukoharjo (KSBS), Pratiknyo, saat berbincang dengan Solopos.com, Rabu (1/6/2022).

Baca juga: Wadahi Pegiat Seni, Taman Budaya Sukoharjo Segera Dibangun di Gayam

Pratiknyo tak memungkiri kiprah DKS belum maksimal selama masa kepengurusan periode lama. Padahal, potensi dan talenta seni dan budaya di Sukoharjo tak kalah dibanding daerah lain di Soloraya. Sukoharjo memiliki segudang pegiat seni dan budaya bertalenta tinggi di bidangnya masing-masing.

Permasalahannya, anggaran kegiatan seni dan budaya sangat terbatas yang berimplikasi pada minimnya agenda seni dan budaya. “Anggaran kegiatan seni dan budaya hanya Rp150 juta selama setahun. Saya membandingkan dengan Kabupaten Sragen dan Kabupaten Klaten yang mengalokasikan anggaran hingga lebih dari Rp1 miliar-Rp2 miliar untuk pengembangan seni dan budaya. Jadi sangat minim sekali dari aspek anggaran,” ujar dia.

Beragam Aspirasi dan Gagasan

Hal ini menjadi salah satu substansi persoalan yang akan dibahas dalam musyawarah seniman untuk menentukan pengurus baru DKS. Perwakilan seniman dan budayawan di setiap kecamatan bakal diundang dalam musyawarah seniman tersebut. Mereka bisa menyuarakan beragam aspirasi dan gagasan dalam konstruksi pengembangan seni dan budaya di Sukoharjo.

Baca juga: Taman Budaya Sukoharjo di Gayam akan Dilengkapi Pendapa dan Galeri

Disinggung ihwal sarana pengembangan seni dan budaya, Pratiknyo menyampaikan mimpi para pegiat seni dan budaya untuk memiliki sarana eksplorasi bakat dan talenta akhirnya terwujud. “Pemerintah berencana membangun Taman Budaya Sukoharjo pada 2023. Ini angin segar dan penyemangat bagi pegiat seni dan budaya di Sukoharjo,” ungkapnya.

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Sukoharjo, Darno, menyatakan selama ini, Sukoharjo merupakan salah satu daerah yang belum memiliki gedung kesenian di wilayah Soloraya.

Pemerintah telah mengalokasikan anggaran senilai kurang lebih Rp500 juta untuk merancang detail engineering design (DED) Taman Budaya Sukoharjo di Kelurahan Gayam, Kecamatan Sukoharjo. Proyek fisik direncanakan dikerjakan pada tahun depan.

Baca juga: Alumni ISI Solo Gelar Konser Karawitan di Taman Budaya Jawa Tengah

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya