SOLOPOS.COM - Suasana gerbang masuk Solo Safari yang resmi dibuka Jumat (27/1/2023). (Solopos/Putut Hartanto).

Solopos.com, SOLO — Munculnya sejumlah destinasi wisata baru seperti New Kemukus di Sragen, Solo Safari di Solo, serta kawasan Selo Boyolali turut mendorong pertumbuhan hotel baru di Soloraya.

Pemilik korporasi Azana Group, Dicky Sumarsono, mengatakan bisnis hotel adalah industri yang tumbuh secara luar biasa karena pandemi Covid-19.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Ada 3 industri dalam bisnis saat ini, shrinking industry yang pertama, yaitu beberapa industri yang bisnisnya sedang turun terus. Kedua winning industry yang tumbuh secara eksponensial sejak 2020-2021, kemudian terakhir pent up demand industry/feature winner industry contohnya hotel, akomodasi, FMCG, teknologi. Jadi kalau melihat industri ini sekarang tumbuh tidak mengherankan. Pandemi malah justru membuat industri hotel tumbuh pesat,” ujar Dicky saat dihubungi Solopos.com, Sabtu (28/1/2023).

Dicky menyebut bisnis hotel di Jawa Tengah mulai rame sejak Covid-19. Pria itu menjelaskan dari 70 cabang Azana Group di seluruh Indonesia, 70% pertumbuhan malah terjadi di wilayah-wilayah tier 2 dan 3.

“Hotel di Kebumen, Selo, atau daerah-daerah seperti itu malah okupansi tinggi setiap harinya. Hal ini menurut saya kunci prospek bisnis hotel di masa depan,” kata Dicky.

Penyebab pesatnya pertumbuhan bisnis hotel di wilayah tier 2 dan 3 menurut Dicky adalah karena gaya hidup masyarakatnya yang sudah seperti di kota-kota besar.

“Kondisi ini sudah terjadi sejak 2017, misal mengadakan pernikahan di hotel, nah berkembang sampai sekarang bisnis hotel di kota-kota yang saya sebut non metro,” paparnya.

Azana Group juga baru saja membuka cabang baru di Selo. Dicky mengatakan saat ini tren yang juga terjadi di bisnis hotel yakni nature, eco, wellness, adventure (NEWA).

“Trennya sejak Agustus 2020 lalu pandemi Covid-19 membuat masyarakat ingin mengunjungi lokasi wisata yang berada di tengah alam, masih alami, dengan udara segar. Nah tim kami berinovasi mengembangkan konsep luxury glamping villa atau glamping mewah agar sensasi berkemah tidak dilewatkan pengunjung hotel, tapi mereka tetap mendapatkan kenyamanan,” kata dia

Sementara itu General Manager Front One Hotel di Sragen, Sri Hartoto, mengatakan usaha hotel kembali naik karena Indonesia perlahan-lahan sudah pulih dari Covid-19.

“Soloraya saya yakin akan terus berkembang dgn digelarnya event event skala nasional maupun internasional serta penambahan nya berapa potensi wisata baru khusus nya pura Mangkunegaran dan Solo Safari ini menjadikan daya tarik wisata baik lokal maupun luar daerah, Sragen pun berbenah untuk terus mengembangkan potensi wisatanya dengan New Kemukus, objek wisata Bayanan Sambirejo, dan Museum Sangiran,” papar Sri Hartoto Sabtu (28/1/2023).

Hartoto mengatakan, Soloraya masih sangat berpotensi untuk kegiatan event-event besar dan meeting, incentive, convention, and exhibition (MICE).

Pria itu juga mengatakan tren hotel di Solo akan menyesuaikan pasar, dan pengunjung hotel di Solo memiliki banyak variasi dalam memilih hotel.

Provinsi Jawa Tengah memiliki 2.124 hotel pada 2022 dengan jumlah kamar 62.482 dan 117.471 bed seperti dicatat Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia.

Tren bisnis hotel di Jawa masih menunjukkan kondisi positif karena jumlah yang terus meningkat dari 2018 sampai 2022.

Sementara itu, BPS Solo mencatat tingkat penghunian kamar (TPK) hotel bintang di Solo November 2022 sebesar 62,93%, meningkat dibandingkan TPK Oktober 2022 51,65%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya