SOLOPOS.COM - Konsultasi publik terkait pengadaan lahan rel layang simpang Joglo, Solo, di Kantor Kelurahan Nusukan, Banjarsari, Solo, Senin (21/2/2022). (Solopos/Afifa Enggar Wulandari)

Solopos.com, SOLO — Desain proyek pembangunan rel layang (elevated railway) Simpang Joglo, Banjarsari, Solo, mengalami revisi yang menyebabkan perubahan penlok (penataan lokasi). Ada tambahan sekitar 46 bidang lahan di Bonorejo RT 001 sampai RT 003, Kelurahan Nusukan, Banjarsari, yang harus dibebaskan.

Hal tersebut diungkapkan Pejabat Pembuat Komitmen untuk kegiatan pengadaan lahan Balai Teknik Perkeretaapian (BTP) Jawa Tengah (Jateng), Bayu Nur Kholis, saat diwawancarai Solopos.com, Senin (21/2/2022). Konsultasi tersebut merupakan salah satu tahapan perencanaan pengadaan lahan.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Dalam konsultasi publik di Kantor Kelurahan Nusukan, Kecamatan Banjarsari, Senin (21/2/2022), Bayu menjelaskan sebelumnya hanya 20 bidang lahan milik warga setelah yang terdampak. “Terkait permohonan revisi penlok ini karena perubahan desain. Sehingga ada perubahan kebutuhan lahan. Kelurahan Nusukan ada penambahan 46 bidang. Sebelumnya 20 bidang,” kata Bayu.

Baca Juga: Rel Layang Joglo Dibangun, Jalan Kampung Siap-Siap Jadi Pengalihan Arus

Dengan demikian total lahan yang dibebaskan untuk pembangunan rel layang Joglo, Solo, di Bonorejo, Nusukan, Solo, menjadi 66 bidang. Tambahan 46 bidang lahan baru yang terdampak terdiri atas lahan, rumah, warung, masjid dan usaha-usaha rumahan.

Ketua RT 001 Bonorejo, Kelurahan Nusukan, Andi Sunanto, menilai terdapat kecacatan prosedur dalam proses perencanaan pengadaan lahan. Beberapa rumah warga RT 001 hingga RT 003 telah diukur dan ditandai.

Sosialisasi Dinilai Terlambat

“Sosialisasinya kan terlambat. Dalam arti pengukuran dan penandaan dulu tapi enggak disosialisasikan. Baru terealisasi hari ini,” kata Andi saat ditemui Solopos.com, Senin (21/2/2022).

Baca Juga: Proyek Pembangunan Rel Layang Joglo Solo Resmi Dimulai

Penyelenggaraan pengadaan tanah bagi pembangunan rel layang Joglo, Solo, untuk kepentingan umum harusnya juga harus disertai dengan kajian survei sosial ekonomi dan dampak lingkungan sosial yang mungkin timbul.

Bila nantinya pengadaan tanah menyebabkan warga kehilangan lahan tempat tinggal, warga juga akan merasakan dampak ekonomi. Andi menjelaskan sebagian besar warganya menggantungkan pendapatan dari sektor informal seperti pedagang makanan, bengkel, dan usaha rumahan.

“Hampir 95% warga sini ikan pekerjaannya dari sektor informal. Usaha mereka juga di tempat tinggal sendiri, kan kalau pindah harus dipikirkan juga nanti pendapatannya dari mana,” katanya.

Baca Juga: Foto-Foto Persiapan Groundbreaking Pembangunan Rel Layang Joglo Solo

Seperti diketahui, pembangunan rel layang Joglo, Solo, ini sudah dimulai dengan peletakan batu pertama atau groundbreaking pada 8 Januari 2022 lalu. Proyek ini menggunakan anggaran dari Kementerian Perhubungan senilai Rp980 miliar dan dikerjakan dalam tiga tahap. Tahap I tahun ini dengan anggaran Rp280 miliar dikerjakan oleh PT Wijaya Karya (Wika).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya