SOLOPOS.COM - Para pedagang mengisi deretan stan di areal pasar kuliner tradisional di Objek Wisata Selo Karang, Dukuh/Desa Karanganom, Sukodono, Sragen, Jumat (3/12/2021). (Solopos.com/Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN — Hadirnya Desa Wisata Selo Karang di Dukuh Karanganom, Desa Karanganom, Kecamatan Sukdono, Sragen memberikan alternatif bagi warga untuk berekreasi. Desa Wisata Selo Karang menonjolkan keragaman kuliner tradisional khas yang jadi andalan untuk menarik wisatawan.

Namun, ke depan akan ada banyak daya tarik lain yang ditawarkan pengelola. Ini lantaran Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Catur Askara Selo Karang selaku pengelola masih terus menggali potensi lain yang bisa dijual.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Ketua Pokdarwis Catur Askara Selo Karang, Munawar, mengatakan pihaknya ingin mengembangkan sumber mata air yang ditemukan warga sebagai destinasi wisata baru. Selain itu ada temuan batu peninggalan purbakala juga akan ditata sebagai daya tarik wisata baru.

Baca Juga: Desa Wisata Selo Karang Sragen Hadirkan Menu Tradisional yang Unik

“Batu-batu karang ini yang menjadi daya tarik utama. Dulu katanya daerah Karanganom ini merupakan laut purba. Dengan temuan batu umpak atau seperti yoni itu bisa jadi daya tarik baru. Kemudian sumber airnya dari 4-5 sumber air, baru ditemukan dua sumber air yang namanya sumber air manten dan tombo. Masih ada sumber air asin sebenarnya tetapi sudah pampat. Ada pula pohon beringin raksasa bisa jadi daya tarik sendiri,” jelasnya, Jumat (3/12/2021).

Desa Wisata Selo Karang baru dibuka sekitar dua pekan lalu. Respons pengunjung luar biasa. Dari perkiraan ratusan pengunjung yang datang, saat dibuka perdana jumlah orang yang datang mencapai 2.000-an.

“Ekspektasi kami itu hanya ratusan orang, ternyata yang hadir mencapai 2.000 orang. Dagangan warga itu sudah habis pada pukul 09.00 WIB. Perputaran uang dalam waktu hitungan jam itu bisa mencapai Rp13 juta dari 22 pedagang,” kata Munawar yang mengaku hanya tiga hari melakukan promosi pembukaan Desa Wisata Selo Karang di media sosial.

Baca Juga: Banyak Batuan Karang, Karanganom Sragen Diduga Dasar Laut Purba

Munawar mengatakan konsep Desa Wisata Selo Karang adalah wisata alam dan budaya yang dibuka secara gratis. Semua potensi yang dimiliki akan ditampilkan dalam kegiatan-kegiatan yang dibuka setiap dua pekan sekali.

Munawar berkisah tentang proses perjalanan desa wisata itu yang semua murni dari swadaya masyarakat.

“Awalnya kami main ke sejumlah objek wisata dan melihat potensi. Dari situ muncul ide untuk menggali potensi di desa sendiri. Kami melakukan pemetaan hingga menemukan potensi kuliner, kerajinan, budaya, dan alam,” ujarnya.

“Setelah berkomunikasi dengan tokoh masyarakat, desa, hingga muspika, dan dinas akhirnya kami bisa menginisiasi desa wisata ini. Kami membuka akses jalan dan penataan lingkungan itu menghabiskan dana sampai Rp102 juta.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya