SOLOPOS.COM - Ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Tani Manunggal Tengger, Puhpelem, Wonogiri, Rimo, menunjukkan durian yang tak lama dipanen, belum lama ini.(Istimewa/Rimo)

Solopos.com, WONOGIRI - Durian varietas montong kunung dari Dusun Pogog, Tengger, Puhpelem, Wonogiri atau durian pogog sudah dikenal luas. Tak hanya terkenal dalam lingkup daerah, tetapi hingga ke banyak daerah di Jawa Timur.

Seiring berjalannya waktu Tengger dicanangkan sebagai desa wisata durian.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Tani Manunggal Tengger, Rimo, kepada Solopos.com, Senin (2/12/2019), menyampaikan setiap musim durian ramai pengunjung. Mereka datang sejak awal musim panen.

Jumlah pengunjung semakin ramai saat panen raya. Jumlah mereka mencapai puluhan orang/hari.

Tips Jitu Hentikan Kebiasaan Mengompol pada Anak

Jika beruntung mereka bisa membeli durian. Namun, jika tak bisa menikmati durian karena durian sudah habis dipesan, mereka tetap bisa menikmati panorama durian yang masih berada di pohon.

Waduh, Kalori Kerupuk Setara Sepiring Nasi

Biasanya pengunjung berfoto di dekat pohon yang berbuah. Tak sedikit yang berkonsultasi mengembangkan durian unggulan.

Ada pula yang membeli bibit pohon durian.

Terkuak! Ini Rahasia Pijat Alat Vital Ala Mak Erot

“Pengunjung banyak yang dari Jawa Timur, karena Puhpelem berada di perbatasan dengan Jawa Timur. Ada yang dari Trenggalek, Magetan, Blora, Gresik, dan Kediri. Dari Soloraya juga ada, seperti dari Sragen, Klaten, Karanganyar, Boyolali, Sukoharjo, dan Wonogiri. Yang dari Jogja juga ada,” kata Rimo saat dihubungi Solopos.com.

Tips Siapkan Anak Agar Tak Iri dengan Kehadiran Adik Baru

Dia menceritakan, Tengger sebelumnya sudah banyak terdapat pohon durian, tetapi varietasnya lokal.

Jumlah pohon mencapai ribuan batang karena hampir setiap keluarga memiliki pohon durian.

Ada Roti Jangkrik di Inggris, Rasanya Diklaim Lezat

Usia pohon itu mencapai puluhan tahun, bahkan ada yang sudah lebih dari 1.000 tahun. Kendati demikian Tengger belum bisa dijadikan desa wisata lantaran belum dikelola.

Hingga pada 2009 datang seorang motivator atau pemerhati pertanian dari Solo yang mendorong petani di Pogog menanam pepaya. Petani pun mengikuti saran itu.

Khasiat Habbatussauda Diklaim Sembuhkan Segala Penyakit Kecuali Kematian

Saat panen, produksi pepaya cukup bagus tetapi belum maksimal. Kemudian petani mendapat ide untuk menanam pohon durian unggul.

Setelah berkoordinasi dengan pihak terkait, petani mendapatkan 1.000 batang bibit durian montong kuning.

Apple Watch Series 5 Segera Meluncur di Indonesia, Ini Harga dan Spesifikasinya

“Karena kami belum tahu banyak soal pengembangan durian montong, saat itu lebih dari 40 persen bibit mati. Yang tumbuh dengan baik produksinya bagus. Mengetahui prospek usaha durian montong bagus, warga menanam durian montong sendiri. Bahkan, banyak yang menebang pohon keras miliknya agar lahan bisa ditanami bibit pohon durian. Ada juga yang sampai menebang pohon durian lokal,” imbuh Rimo.

Patut Dicoba! Tips Agar Tidak Mendengkur Saat Tidur

Seiring waktu petani di dusun lain melakukan hal sama. Kini warga di seluruh dusun di Tengger memilki pohon durian varietas unggul.



Kemudian petani sepakat mengelola sedemikian rupa hingga akhirnya Tengger dicanangkan sebagai desa wisata durian.

Batik Modern, Trend Fashion Kekinian yang Kian Mendunia

“Kalau mau menikmati durian pogog harus memesan dulu. Bisa melalui nomor saya, 085293769034. Ambilnya buah langsung ke Pogog. Masa panennya diperkirakan Januari-April 2020. Kami menjual seharga Rp45.000/kg. Mau konsultasi soal durian juga bisa,” ulas Rimo. (Rudi Hartono)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya