SOLOPOS.COM - Politikus PKB Abdul Halim Iskandar tiba di Kompleks Istana Kepresidenan di Jakarta, Selasa (22/10/2019). (Antara-Puspa Perwitasari)

Solopos.com, JAKARTA -- Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi, Abdul Halim Iskandar, mengaku tidak sepaham dengan pernyataan Menteri Keuangan Sri Mulyani soal desa fiktif. Desa-desa fiktif itu disebut-sebut menyedot anggaran dana desa.

Awalnya, Sri Mulyani menyebutkan Desa Ulu Meraka di Kecamatan Lembuya, Desa Uepai di Kecamatan Uepai, dan Desa Morehe di Kecamatan Uepai, Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara, disebut sebagai desa fiktif. Namun, Abdul Halim Iskandar membantahnya.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

"Harus kita samakan dulu persepsi pemahaman fiktif itu apa. Karena kalau yang dimaksud fiktif itu sesuatu yang enggak ada kemudian dikucuri dana, dan dana enggak bisa dipertanggungjawabkan, itu enggak ada," kata Halim yang telah diberitakan Suara.com, Jumat (8/11/2019).

Oleh karena itu, politikus Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu menuding pernyataan yang dilontarkan Sri Mulyani cenderung aneh. "Karena desanya ada, penduduknya ada, pemerintah ada, dana dikucurkan iya, pertanggungjawaban ada, pencairan juga ada, sehingga saya bingung yang namanya fiktif namanya bagaimana," sambungnya.

Abdul Halim Iskandar yang merupakan kakak kandung dari Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar ini juga mengklaim telah menelusuri keberadaaan desa-desa yang disebut fiktif tersebut.

Baca Juga: Tak Mau Ditilang, Pengendara Motor Tiduran di Jalan

"Sudah kami telusuri semua sesuai dengan tupoksi-nya Kemendes [Kementerian Desa] sudah kita telaah, dan memang kami temukan laporannya ada tahapan satu, dua, tiga. Dana desa setahun itu dievaluasi dua kali. Pertama, 20 persen. Setelah selesai laporan 40 persen. Enggak akan turun itu kalau laporan enggak selesai," ungkapnya.

Sebelumnya, Sri Mulyani Indrawati mengatakan alokasi dana desa kerap disalahgunakan. Ada pihak tidak bertanggung jawab yang memanfaatkan kucuran dana dengan membentuk desa-desa fiktif.

Baca Juga: 2 Rumah Roboh dan 1 Orang Terluka Akibat Angin Kencang Terjang Ngawi

"Kami mendapat laporan, dana ini masuk ke desa-desa yang baru dibentuk dan bahkan tak ada penduduknya. Ini dilakukan hanya agar mendapatkan dana desa," jelasnya beberapa waktu lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya