SOLOPOS.COM - Balai Desa Cawet (Detik.com)

Solopos.com, PEMALANG -- Bagi penutur Bahasa Jawa, cawet memiliki makna tabu karena merupakan sebutan untuk celana dalam. Namun kata cawet ternyata menjadi nama untuk sebuah desa di Kabupaten Pemalang. Desa Cawet terletak di Kecamatan Watukumpul, ujung selatan pusat kota Pemalang.

Kecamatan Watukumpul sendiri berbatasan dengan Kabupaten Purbalingga di sebelah selatan, Kabupaten Pekalongan di sebelah timur dan Kabupaten Banjarnegara di sebelah tenggara dan Desa Cawet tersebut memiliki 5 dusun dan penamaan desa ini yang cukup tabu ternyata memiliki sejarah panjang.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Melansir dari situs Desakupemalang.id, Jumat (4/6/2021), penamaan nama Cawet dikisahkan berawal dari tahun 1825, saat itu Pemalang dipimpin oleh seorang Adipati bernama Adipati Reksodiningrat atau Kanjeng Potang. Suatu hari sang Adipati melakukan inspeksi dengan berkeliling wilayah.

Baca Juga : Hati-Hati Masuk Desa Kandang karena Pendatang Kerap Tersesat

Kemudian sang Adipati bertemu dengan sekelompok  orang yang sedang bekerja di sawah. Sang Adipati bertanya kepada mereka siapa yang menjadi pemimpin dari kelompok orang yang sedang bekerja di sawah itu. Salah satu dari mereka menunjuk seseorang yang kebetulan hanya memakai kain untuk lancingan/cawing sebagai penutup bagian vital dengan ikat pinggang menggunakan tali.

Sang Adipati langsung memilih orang tersebut menjadi lurah Desa pertama dan diberi julukan Cawing Tali dan desa diberi nama Desa Cawet yang diambil dari asal kata ‘Cawing’ sebagai penutup bagian vital tubuh dan ‘Tali’ sebagai ikat pinggang.

Jembatan Kali Duren, Dusun Sipedang, Desa (Instaram_@kabarpemalang) Cawet
Jembatan Kali Duren, Dusun Sipedang, Desa (Instaram/@kabarpemalang) Cawet

Berdasarkan pantuan Solopos.com melalui kanal Youtube Tamta Journey, pria yang dikenal dengan nama Cawing Tali ini berdasarkan informasi warga desa setempat adalah salah satu 5 sesepuh desa yang memiliki kontribusi besar di desa tersebut.

Baca Juga : Ini Nikmatnya Ngopi di Pinggiran Sungai Comal Pemalang

Kontribusi utama Mbah Cawing Tali adalah sosok yang melakukan babat alas hingga terbentuklah Desa Cawet ini. Empat sesepuh lain dari Desa ini di antaranya ada Mbah Sula, Mbah Wasit, Mbah Tarwin, dan Mbah Sibu. Ke lima sesepuh ini dipercaya sebagai penyebar Agama Islam di desa  tersebut.

Namun dari ke lima sesepuh ini yang makamnya sudah dipugar hanya Mbah Sula dan Mbah Wasit. Sedangkan Mbah Cawet, bapak pendiri desa, makamnya masih berupa gundukan tanah yang berada di Dusun Watugajah. Harapan dari warga desa setempat, makam  Mbah Cawet ini bisa dirawat dan dipugar seperti dua sesepuh lainnya.

Mulai dari zaman Lurah Cawing Tali hingga saat ini sudah ada 17 Lurah atau Kepala Desa yang memimpin desa tersebut. Lurah saat ini bernama Taufik Saleh yang  resmi menjabat untuk periode 2018-2024.

Desa Cawet ini berjarak sekitar 50 km dari pusat Kota Pemalang dan berada di ketingginan antara 250-660 meter di atas permukaan laut (mdpl). Desa ini masih memiliki pemandangan perbukitan yang asri dan dipenuhi dengan hutan pinus.

Desa ini juga berada di antara perbukitan Igir Jahe dan Bukit Bulu. Desa ini juga berlimpah dengan air dan diapit oleh sungai besar, yakni Kali Keruh (yang berbatasan dengan Kabupaten Pekalongan) dan Sungai Polangga

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya