SOLOPOS.COM - Pedagang pertalite eceran melayani pembeli di lapaknya, Jl Sutan Syahrir, Jageran, Ketelan, Banjarsari, Solo, Rabu (6/10/2021). (Solopos/Nicolous Irawan)

Solopos.com, SOLO — Larangan membeli bahan bakar minyak atau BBM jenis Pertalite menggunakan jeriken di stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) membuat bakul bensin eceran di Kota Solo kelimpungan.

Salah satunya Prapto. Ia khawatir ditinggal pembelinya jika beralih ke Pertamax karena mayoritas menggunakan Pertalite yang harganya paling murah. Pertalite dibeli dengan harga sekitar Rp7.650 per liter, sedangkan Pertamax Rp9.000 per liter.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Ia kemudian menyiasati dengan menjual keduanya dengan harga sama ke pembeli namun dengan ukuran berbeda. “Saya jual Rp10.000, kalau Pertamax isinya dikurangi sedikit. Kalau Pertalite dulu kan bisa penuh,” ceritanya saat diwawancarai Solopos.com, Rabu (6/10/2021).

Baca Juga: FPDIP DPRD Solo Usulkan Ada Dana Hibah untuk Pesantren pada APBD 2022

Larangan membeli Pertalite tersebut dimulai sekitar dua bulan lalu. Kala itu, seperti biasa bakul BBM eceran di Solo itu membeli Pertalite pada jam-jam sepi yakni sebelum pukul 06.00 WIB atau setelah pukul 18.00 WIB.

Sampai di SPBU ia ditolak petugas. Prapto sempat mencari alternatif kulakan di SPBU lain. Namun hasilnya sama. Akhirnya terpaksa mengisi jeriken dengan Pertamax.

Tak yakin bisa menjual banyak, bakul BBM eceran di Solo itu mengisi setengah jeriken. Awalnya hanya mengisi 20 liter dari total volume 30 liter. Sekarang ini sudah mulai ukuran normal yakni 30 liter setiap kulakan. Sementara pembelinya memang sedikit menurun.

Baca Juga: Penjaga Tradisi Keraton Solo yang Serbabisa itu Telah Pergi Selamanya

Maksimal 17 Liter

Kalau dulu bisa habis 20 liter lebih dalam sehari, sekarang maksimal 17 liter. “Masyarakat kecil banyak yang nyari Pertalite, lha ya kenapa enggak boleh kulakan? Mungkin takut kami menimbun bensin, tapi kan harusnya hafal saya beli tiap hari untuk dijual,” curhatnya lagi.

Pengecer lain, Tomi, juga merasa kecewa dengan aturan baru SPBU tersebut. Bakul BBM eceran di Solo itu dilarang beli dalam jumlah banyak menggunakan jeriken. Namun, ia melihat beberapa kendaraan roda empat diizinkan.

Padahal kapasitas tanki kendaraan roda empat cukup besar. “Penjual kecil enggak boleh beli banyak. Tapi kenapa kendaraan roda empat boleh beli Pertalite,” keluhnya lagi.

Baca Juga: Sisa 46.000 Warga Solo Belum Divaksin Covid-19, DKK Tetap Tancap Gas

Tomi ingat betul pelarangan dimulai dua bulan lalu. Saat itu ia mendengar kabar bakal diizinkan kulakan Pertalite lagi mulai tanggal 15 Agutus. Namun nyatanya tetap ada pelarangan sampai hari ini.

Sebenarnya sekarang ini pembelinya mulai terbiasa dengan pergantian Pertalite ke Pertamax. Namun, ia menyangkan kebijakan yang menurutnya tak mendukung pedagang kecil.

Jumlah Pembeli Menurun

Padahal keuntungan yang mereka dapatkan tak banyak. Tomi bahkan hanya membeli 25 liter bensin tiap kali kulakan. Itu pun tidak langsung habis dalam sehari.

Baca Juga: Mutasi Besar-Besaran, 800-An Pejabat Pemkot Solo Siap-Siap Pindah Tugas

Ia mengatakan SPBU tidak membatasi pembelian Pertamax. Berapa pun jumlahnya selalu dilayani. Begitu pula dengan waktunya, lebih fleksibel kapanpun boleh kulakan. Berbeda dengan Pertalite yang diatur pada jam sepi.

Sebelumnya, paguyuban pedagang bensin eceran mengeluhkan sulitnya membeli Pertalite di sejumlah SPBU Soloraya. Keluhan itu disampaikan kepada Wakil Ketua Komisi VI DPR Aria Bima serta Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka.

Seusai meninjau program vaksinasi di Pura Mangkunegaran, Senin (4/10/2021) siang, Aria Bima meminta PT Pertamina tak mempersulit dan SPBU diminta tak membuat aturan sendiri. Hal itu bahkan disampaikan langsung kepada Direktur Penunjang Bisnis PT Pertamina, Dedi Sunardi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya