SOLOPOS.COM - Ilustrasi investasi (Freepik)

Solopos.com, JAKARTA -- Rencana beberapa pengusaha asal China mengunjungi Indonesia untuk memantapkan rencana investasi tertunda lantaran pandemi virus Corona atau Covid-19).

Duta Besar RI untuk China Djauhari Oratmangun mengatakan pada periode Januari-September 2020, realisasi investasi asal China tercatat senilai US$3,5 miliar sekaligus menjadi investor kedua terbesar di Tanah Air .

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Sektor industri yang ditawarkan para pengusaha [China] sejalan dengan bidang-bidang kerja sama ekonomi yang selama ini juga menjadi prioritas Indonesia,” ujarnya dalam keterangan resmi yang dikutip Bisnis.com/JIBI, Kamis (5/11/2020).

Okupansi Hotel Bintang 3 di Solo Paling Melejit

Dia memprediksi minat investasi pada triwulan IV/2020 akan terus meningkat.

Lebih lanjut, Djauhari menjelaskan KBRI Beijing akan menindaklanjuti berbagai proposal kerja sama yang masuk dengan otoritas terkait di Jakarta untuk mewujudkan capaian investasi yang lebih konkret.

Media dan Investasi Ekuitas

Untuk diketahui, pada Selasa (3/11/2020) lalu, KBRI Beijing telah menerima kunjungan dari sejumlah pemimpin perusahaan (CEO) serta pendiri 8 perusahaan ternama di China. Yakni pada bidang teknologi informasi (IT), manufaktur, perlindungan lingkungan, produk konsumen, media dan investasi ekuitas.

Dia menuturkan pengusaha China dipimpin oleh Travis Liu, CEO MagicWe Technologies, perusahaan yang bergerak di bidang digital marketing dan creative e-commerce.

Djauhari mengungkapkan MagicWe Technologies berminat untuk memperluas bisnisnya di Indonesia, baik melalui pembukaan jejaring dengan perusahaan lokal maupun membangun pabrik atau investasi di Indonesia.

Polres Klaten All Out Hadapi Ancaman Erupsi Gunung Merapi

Pada pertemuan itu, Djauhari mengatakan potensi ekonomi dan peluang investasi di Indonesia beserta insentif yang ditawarkan terhadap pengusaha China.

Adapun, beberapa proyek kerja sama Indonesia-China misalnya dalam kerangka sinergi Poros Maritim Dunia serta Belt and Road Initiative.

"Termasuk pengembangan empat koridor ekonomi baru dan juga pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus di Indonesia. Pengembangan kawasan itu diharapkan menjadi destinasi investasi potensial bagi para calon investor China," lanjut dia.

Sebagai perusahaan yang memiliki analisis data pasar di kawasan, Travis Liu menyampaikan mengenai kelebihan dan kekurangan bagi perusahaan China jika berinvestasi di negara-negara di Asia Tenggara, termasuk Indonesia.

"Indonesia merupakan pasar yang berkembang paling pesat di dunia," katanya.

Pertumbuhan Ekonomi Stabil

Sebagai satu-satunya negara yang bergabung dalam G20, lanjutnya, Indonesia juga memiliki pertumbuhan ekonomi (produk domestik bruto/PDB) yang stabil dan cenderung meningkat selama beberapa tahun terakhir. Hal itu menjadikan Indonesia semakin menarik bagi investor asing.

Dia menambahkan perusahaan-perusahaan yang hadir dalam acara promosi investasi juga mengenalkan lini usaha masing-masing. Mihoteco, perusahaan yang bergerak di bidang lampu dan pengolahan limbah, tertarik untuk membuka usaha di Indonesia.

Selain itu, ada pula perusahaan yang bergerak di bidang teknologi mekanik dan artificial intelligence (AI) Taiho. Taiho menawarkan kerja sama bidang pembersihan dan penyortiran barang tambang.

Jateng Jadi Provinsi yang Paling Gencar Dorong Pelajar Menabung

Dubes Djauhari menyambut positif proposal bisnis Taiho. Pasalnya, batu bara merupakan produk ekspor terbesar Indonesia ke China.

"Selain itu, pengolahan limbah plastik akan menjadi solusi penanganan sampah di Indonesia yang dapat didaur ulang menjadi produk jenis baru yang juga dapat digunakan sebagai salah satu bahan konstruksi," kata Djauhari.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya