SOLOPOS.COM - Makam tua di sekitar eks Pabrik Gula Ceper. (Istimewa/Facebook Roemah Toea, 27 Desember 2015)

Solopos.com, KLATEN — Di Kabupaten Klaten ternyata banyak menyimpan kerkhof alias makam Belanda. Di antara keberadaan makam tersebut terkait erat dengan pabrik gula di Kabupaten Bersinar.

Di Kecamatan Karanganom terdapat makam Belanda. Di zaman dahulu, kawasan tersebut terdapat pabrik gula (PG).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

PG Karanganom diperkirakan berdiri pada 1840 dan beroperasi hingga 1930-an. Saat masih beroperasi, PG Karanganom memiliki sembilan bangunan dengan satu bangunan sebagai tempat produksi utama. PG Karanganom pun unik karena memiliki empat cerobong.

Di kawasan PG Karanganom, Klaten terdapat makam Belanda. Diperkirakan saat PG masih beroperasi ada pemimpin PG Karanganom yang beristrikan orang Jawa dari lingkungan Keraton Solo.

“Permakaman Belanda cukup besar. Ada lebih dari 20 makam,” kata pegiat pelestari cagar budaya Klaten, Hari Wahyudi, saat berbincang dengan Solopos.com, Senin (14/2/2022).

Baca Juga: Misteri Pabrik Gula Gondang Klaten

Kepala Desa (Kades) Karangan, Gunarto, membenarkan ada kompleks makam warga Belanda yang dikenal dengan nama kerkhof di Karanganom. Kompleks makam itu secara administrasi berada di wilayah Desa Karanganom.

Kerkhof ada di wilayah Desa Karanganom yang juga saat ini menjadi permukiman. Karena juga perkembangan zaman, akhirnya mungkin tanah digunakan untuk permukiman,” kata dia.

Makam Belanda di Klaten juga bisa dilihat di eks Pabrik Gula Ceper Klaten. Terdapat dua makam, yakni makam Belanda dan makam Jawa.

Industri gula di Jawa mencapai masa keemasan pada periode 1894-1932. Pada periode tersebut, produksi gula di Jawa bersaing ketat dengan Kuba dalam memenuhi permintaan pasar dunia.

Baca Juga: Misteri Pabrik Karung Delanggu, Bikin Merinding Lur!

Berdasarkan buku Archief voor de Java Suikerindutrie (1897:589), sampai akhir 1896, Kuba merupakan produsen gula terbesar di dunia, disusul Jawa. Namun, situasi tersebut berbalik satu tahun kemudian.

Pegiat Sragen Tempo Doeloe (Stedo), Johny Adhi Aryawan, menyebut di wilayah Soloraya, awalnya terdapat 15 pabrik gula pada 1898.

Jumlah pabrik gula di Soloraya kemudian meningkat menjadi 16 pabrik seperti yang dilaporkan pada 1931. Di antara pabrik gula yang ada di Soloraya, yakni Pabrik Gula Ceper.

Informasi makam Belanda di eks Pabrik Gula Ceper Klaten ini salah satunya dapat diperoleh dari media sosial (medsos). Hal itu seperti yang diungkapkan pemilik akun Facebook (FB) Roemah Toea, 27 Desember 2015.

Baca Juga: Museum Gula Gondang Klaten, dari Mesin Tik hingga Mesin Giling Tebu

Pabrik berhenti beroperasi akibat krisis ekonomi tahun 1997-1998. Meski sisa bangunan pabrik dan bangunan rumah dinas masih ada, kondisinya tertutup untuk umum.

Di sebelah utara pabrik, tepatnya di Desa Pason terdapat dua lokasi pemakaman. Pemakaman pertama menjadi satu dengan pemakaman lokal (makam Jawa).

Sedangkan makam kedua, terletak tidak jauh dari makam pertama di mana makam kedua merupakan lokasi khusus makam belanda dan tidak tercampur makam lokal.

Berdasarkan cerita warga, di pemakaman pertama terdapat cukup banyak makam Belanda yang bercampur dengan makam lokal. Beberapa makam Belanda sudah hilang dijarah oleh orang yang tidak bertanggung jawab.

Baca Juga: Cari Pabrike Mbahe, Warga Belanda Datangi Bekas PG Karanganom Klaten

Ada salah satu makam yang coba dicongkel pada marmer nisannya tetapi gagal dan hanya tercongkel pada bagian nama. Beberapa makam masih utuh dan terpelihara. Kemungkinan besar masih dirawat oleh keturunan dari penghuni makam tersebut.

Hal itu menjadi bukti di Klaten ternyata menyimpan sejumlah makam Belanda. Keberadaan makam tersebut tak terlepas dari pabrik gula. Selain di Karanganom dan Ceper, makam Belanda juga bisa ditemukan di kecamatan lainnya di Kabupaten Bersinar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya