SOLOPOS.COM - Kenangan tentang banjir bandang yang melanda Solo pada Maret 1966 lalu. (Instagram @solozamandulu)

Solopos.com, SOLO -- Di bawah ini terdapat deretan bencana alam maupun tragedi besar yang pernah terjadi di Solo, Jawa Tengah.

Kota Solo ternyata pernah mengalami peristiwa besar yang menjadi kenangan atau memorable bagi masyarakat Kota Bengawan hingga sekarang.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Baca Juga: Mengapa Colomadu Masuk Karanganyar? Begini Awal Mulanya

Mulai dari banjir besar pada Maret 1966 yang hampir menenggelamkan seluruh wilayah Solo hingga kerusuhan Mei 1998 yang juga dirasakan di Solo.

Selain dua peristiwa besar itu, masih ada deretan bencana alam maupun tragedi yang pernah terjadi di Solo.

Baca Juga: Rating Facebook Turun Drastis, Dihujani Bintang 1

Berikut ulasan selengkapnya, yang Solopos.com rangkum dari berbagai sumber.

Bencana dan Tragedi Besar di Solo

1. Banjir 1966

banjir bandang solo 1966
Kenangan tentang banjir bandang yang melanda Solo pada Maret 1966 lalu. (Instagram @solozamandulu)

Pada 16-18 Maret 1966, Kota Solo pernah mengalami bencana banjir bandang. Kejadian tersebut menjadi bagian sejarah pilu bagi masyarakat Kota Bengawan.

Kala itu, genangan air banjir nyaris menenggelamkan seluruh wilayah Solo. Hanya Kelurahan Mojosongo dan Kecamatan Laweyan yang tak kena banjir.

Dikutip dari skripsi berjudul Banjir Bengawan Solo Tahun 1966: Dampak dan Respons Masyarakat Kota Solo karya Ridho Taqabalallah dari Jurusan Ilmu Sejarah UNS Solo 2009, banjir tersebut dipicu tanggul-tanggul penahan air sungai Bengawan Solo yang rusak.

Baca Juga:  Intip Yuk Koleksi Sepatu Selvi Ananda, Harganya Fantastis Semua!

Dalam waktu enam jam setelahnya, 9 kilometer persegi wilayah Solo tergenang air dengan ketinggian rata-rata dua meter. Pada tempat-tempat landai air, meninggi hingga mencapai empat meter, bahkan di beberapa tempat ketinggian air lebih dari empat meter.

Berdasarkan Peta Banjir 1966 FS DRIP Kota Surakarta diketahui banjir menggenangi hampir tiga perempat wilayah Solo. Wilayah terdampak banjir meliputi Pasar Kliwon, Jebres, Serengan, dan Banjarsari.

Baca Juga:  Bukan dari Kedelai! Kini Muncul Tempe dari Indomie, Ini Wujudnya

Akibat banjir besar itu, Alun-alun Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat menjadi seperti kedung. Tinggi genangan air di wilayah itu mencapai 2 meter dan menyebabkan tembok Baluwarti jebol. Sejak 17 Maret 1966 hingga 18 Maret 1966 roda pemerintahan Solo lumpuh total. Banyak arsip berharga terendam air banjir dan hilang.

Tak heran, bencana alam dan tragedi itu menjadi memori atau kenangan yang masih diingat bagi warga Solo.

Baca Juga: Hampir 4 Tahun Ditutup, Ada Kenangan Apa Lur di THR Sriwedari Solo?

2. Kerusuhan Mei 1998

Petugas pemadam kebakaran mencoba menjinakkan api yang melalap pusat perbelanjaan Singosaren Plaza, Solo, akibat kerusuhan Mei 1998. (JIBI/SOLOPOS/dok)
Petugas pemadam kebakaran mencoba menjinakkan api yang melalap pusat perbelanjaan Singosaren Plaza, Solo, akibat kerusuhan Mei 1998. (JIBI/SOLOPOS/dok)

Bukan hanya menjadi sejarah kelam bagi Indonesia, kerusuhan Mei 1998 juga dirasakan oleh warga Solo.

Pada Mei 1998, terjadi kerusuhan dan pembakaran di Kota Solo. Bahkan, sejumlah pertokoan di sepanjang Jl. Slamet Riyadi pun tak lepas dari amukan massa hingga penjarahan.

Baca Juga: Aldi Taher Dapat Hampers dari Kaesang, Katanya Siap Bikin Lagu untuk Persis Solo

Bukan hanya itu, berbagai lokasi yang dianggap menyimpan catatan penting menjadi sasaran amukan massa, di antaranya adalah gedung bekas diler mobil Timor di Jl. Slamet Riyadi, gedung bekas Purwosari Plasa atau Super Ekonomi (SE), Matahari Singosaren, Lippo Bank dekat Mangkunegaran, Ratu Luwes di Pasar Legi, kawasan Perdagangan Coyudan, serta Jl. Veteran hingga kawasan Gading.

Kemudian, gedung Bank Central Asia (BCA) Gladak, Matahari Beteng Gladak, Ruko Ketandan, dan juga Makam Purwoloyo juga menjadi sasaran amukan massa yang brutal.

Baca Juga:  Ada Mitos Kerajaan Gaib di Waduk Kedung Ombo, Begini Ceritanya

3. Bom Bunuh Diri Gereja Kepunton

BANSER BERJAGA-Sejumlah anggota Banser berjaga di depan GBIS Kepunton, Solo, Selasa (27/9). Aparat keamanan bersama sejumlah organisasi masyarakat meningkatkan keamanan berbagai gereja di Kota Solo pasca ledakan bom bunuh diri. (JIBI/SOLOPOS/AGoes Rudianto)

Pada Minggu, 25 September 2011 terjadi bom bunuh diri di Gereja Bethel Injil Sepenuh (GBIS) Kepunton di Solo, Jawa Tengah.

Peristiwa tersebut menewaskan seorang pelaku dan 28 orang mengalami luka-luka. Bom ini mengejutkan jemaat dan warga sekitar karena terjadi setelah kebaktian digelar.

Baca Juga: Viral Foto Jokowi Saat Jadi Wali Kota Solo, Menu Makanannya Curi Perhatian

Pelaku bom bunuh diri diketahui bernama Ahmad Yosefa Hayat alias Ahmad Abu Daud. Dia membawa bom dalam jaket yang ia kenakan dan diledakkan dengan menggunakan sklar yang ditemukan di lokasi kejadian.

Bencana dan tragedi ini menggemparkan warga Solo. Pasalnya, suara ledakannya terdengar hingga 500 meter dari lokasi kejadian.

Baca Juga:  Panutan! Sukidi Anak Petani Sragen yang Kini Doktor Lulusan Harvard

4. Abu Gunung Kelud

bencana tragedi solo Pasar Gede saat hujan abu vulkanis Gunung Kelud 14 Feb 2014 (Instagram ics_infocegatansolo)
Pasar Gede saat hujan abu vulkanis Gunung Kelud 14 Feb 2014 (Instagram ics_infocegatansolo)

Letusan Gunung Kelud pada 13 Februari 2014 menjadi salah satu bencana paling parah sepanjang sejarah Indonesia. Hujan abu vulkanik Gunung Kelud di Kediri, Jawa Timur, menyebar hingga ke Jawa Barat, termasuk di Solo.

Di sejumlah tempat di Solo ketebalan abu bahkan mencapai 0,2 cm. Bandara Adi Soemarmo ditutup dan 15 penerbangan dibatalkan akibat landasan pacu tak aman akibat debu.

Baca Juga:  Berapa Sih Gaji Gibran Rakabuming sebagai Wali Kota Solo?

Pekatnya material abu yang menutup jalanan mengakibatkan sejumlah kecelakaan. Kepala Dishubkominfo, Yosca Herman Soedrajad, mencatat ada 16 kecelakaan ringan di sejumlah jalan protokol di Kota Solo hingga menjelang siang.



Saat abu vulkanik Gunung Kelud menyelimuti Solo terlihat kota dengan jumlah penduduk 522.364 jiwa tampak gelap karena sinar Matahari tertutup abu yang cukup tebal.

Baca Juga: Jangan Sembrono Makan! 5 Penyakit Ini Rentan Muncul Pasca Lebaran

Selain itu, debu-debu memenuhi jalanan Kota Solo sehingga mengharuskan warga Solo menggunakan masker.

Kini, tragedi dan bencana alam ini begitu memorable bagi warga Solo.

Baca Juga:  Kapan Waktu Puasa Syawal 2021? Ini Bacaan Niat dan Tata Caranya

5. Kebakaran Pasar Klewer

bencana tragedi solo Pebenahan sisa kebakaran Pasar Klewer Solo, Selasa (19/5/2015). (Ivanovich Aldino/JIBI/Solopos)
Pebenahan sisa kebakaran Pasar Klewer Solo, Selasa (19/5/2015). (Ivanovich Aldino/JIBI/Solopos/ilustrasi )

Salah satu pasar terbesar di Solo, Pasar Klewer mengalami kebakaran hebat pada Sabtu-Minggu (28/12/2014) menjadi tragedi dan bencana besar yang masih teringat hingga sekarang bagi masyarakat Solo.

Kebakaran tersebut mengakibatkan kurang lebih 700 kios habis terbakar.

Baca Juga:  5 Gaya Cantik Yuni Rahma: Istri Bupati Nganjuk yang Juga Penyanyi

Polda Jawa Tengah menyebut kebakaran di Pasar Klewer karena hubungan pendek arus listrik.



Menurut Kapolda, kesimpulan itu didasarkan atas penyelidikan yang dilakukan tim Laboratorium Forensi Polri Cabang Semarang atas sisa-sisa kebakaran Pasar Klewer Solo. Kios Blok D Pasar Klewer terbakar karena adanya air yang masuk ke pembagi arus listrik sehingga menimbulkan percikan bunga api.

Baca Juga:  Potret Selvi Ananda Dulu dan Sekarang, Berawal dari Putri Solo





Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya