SOLOPOS.COM - Deputi Pencegahan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Pusat, Lilik Kurniawan (dua dari kanan) saat mengecek sinyal seismograf di Kantor Desa Balerante, Kemalang, Sabtu (14/11/2020). (Solopos.com/Ponco Suseno)

Solopos.com, KLATEN -- Deputi Pencegahan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Pusat, Lilik Kurniawan, mengunjungi barak pengungsian kawasan rawan bencana (KRB) III Gunung Merapi, di Balerante, Kecamatan Kemalang, Sabtu (14/11/2020). Kedatangan Lilik Kurniawan guna memastikan protokol kesehatan Covid-19 di barak pengungsian desa setempat.

Hingga Jumat (13/11/2020) jumlah pengungsi di barak pengungsian Balerante mencapai 254 orang. Mereka berasal dari beberapa dukuh di Balerante yang termasuk KRB III, di antaranya Sambungrejo, Ngipiksari, dan Gondang. Barak pengungsian yang berlokasi di kompleks Kantor Desa Balerante itu merupakan tempat evakuasi sementara (TES).

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

"Saya datang ke sini untuk memastikan protokol kesehatan sudah dijalankan dengan baik. Di sini ada dua ancaman, erupsi Gunung Merapi itu sendiri dan Covid-19. Ternyata, di sini juga sudah ada tempat evakuasi sementara yang sudah dibangun," kata Lilik saat ditemui wartawan di Balerante, Kemalang, Sabtu.

Warga Balerante Dengar Suara Gemuruh 2 Kali dari Puncak Merapi, Ada Apa?

Dia mengatakan para pengungsi dan siapa pun yang datang ke barak wajib memakai masker dan menaati protokol pencegahan Covid-19. Di lokasi pengungsian juga sudah disediakan tempat cuci tangan pakai sabun, thermo gun, dan fasilitas lainnya. Setiap bantuan berwujud barang yang mengalir ke barak pengungsian harus didisinfektan terlebih dahulu. Pengelolaan bantuan diserahkan ke Organisasi Pengurangan Risiko Bencana (OPRB) Balerante.

"Semua yang bertemu dengan pengungsi harus berinteraksi sesuai protokol kesehatan. Jangan sampai ada klaster baru di sini. Semua pihak harus mendukung, termasuk para pejabat yang ingin memberikan bantuan," katanya.

Tidak Bertemu Pengungsi

Dalam kunjungan tersebut, Lilik tidak bertemu para pengungsi. Ia hanya mengamati kondisi di depan barak pengungsian. "Saya enggak berani bertemu dengan para pengungsi karena satu pekan lalu baru saja menjalani swab. Saya termasuk orang tanpa gejala (OTG). Makanya saya tidak berani menyapa juga [ke para pengungsi]. Di sini, saya ingin memberikan contoh bahwa [selain pengungsi] enggak boleh masuk [ke barak pengungsian]. Berkaca kejadian erupsi Gunung Merapi 2010, kami ingin nantinya tak ada korban jiwa. Baik karena dampak erupsi Gunung Merapi atau pun Covid-19," katanya.

Cabup Klaten Sri Mulyani Dorong Saksi dari PDIP Patuhi Protokol Kesehatan

Berbagai bantuan terus mengalir ke barak pengungsian di lereng Gunung Merapi. Hal itu termasuk sejumlah bantuan fasilitas pendukung dari PMI Klaten.

"Kami memberikan bantuan kepada pengungsi di lereng Gunung Merapi berupa matras, family kit, tempat cuci tangan, dan air bersih untuk 80 orang," kata Ketua PMI Klaten, Purwanto Anggono Cipto.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya