SOLOPOS.COM - Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko menjawab pertanyaan saat wawancara khusus di Jakarta, Senin (29/6/2020). . (Antara-Akbar Nugroho Gumay)

Solopos.com, JAKARTA — Spekulasi yang berkembang terkait dugaan kudeta politik Kepala Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko terhadap pimpinan Partai Demokrat terus menggila karena tak kunjung jelas penyikapannya oleh Presiden Joko Widodo. Sementara kubu pendukung Presiden Jokowi mendengungkan isu kelemahan pimpinan Partai Demokrat atas kalangan internal partai, kubu lainnya pun tak puas dengan diamnya sang kepala pemerintahan atasan Moeldoko.

Politikus Partai Demokrat Rachland Nashidik misalnya menegaskan bahwa Presiden Joko Widodo atau Jokowi tak boleh cuci tangan. Dia menegaskan hal itu terkait isu kudeta atau pendongkelan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Kabar kudeta kepemimpinan AHY ini diduga melibatkan Kepala Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko itu sebelumnya telah dimintakan klarifikasi oleh AHY. Moeldoko pun sudah membantah bahwa dirinya terlibat rencana mendongkel kepemimpinan AHY di Partai Demokrat.

Baca Juga: Peluang Bisnis Bakso Waralaba

Rachland dalam cuitannya di akun Twitter @ RachlanNashidik, Jumat (5/2/2021), Presiden Jokowi perlu memberi pesan kuat, bahwa praktik ambil alih paksa partai politik adalah tindakan yang salah. “Itu dulu pernah dialami partainya Presiden, maka seharusnya Presiden tak menolerir perbuatan yang sama atau meniru, yang dilakukan anak buahnya sendiri,” tegasnya.

AHY diklaim telah santun berkirim surat kepada Presiden Jokowi yang berisi permintaan klarifikasi atas dugaan Moeldoko terlibat dalam upaya mengambil alih paksa kepemimpinan Demokrat itu.

Baca Juga: Peluang Bisnis Air Minum Isi Ulang

Menurut Menteri Sekretaris Negara Pratikno, istana sudah menerima surat dari AHY, namun surat itu tak perlu dibalas. "Kami sudah menerima surat itu dan kami rasa kami tidak perlu menjawab surat tersebut karena itu perihal dinamika internal partai. Itu adalah perihal rumah tangga internal Partai Demokrat yang semuanya sudah diatur di dalam AD/ART," ujar Pratikno, Kamis (4/2/2021).

Moeldoko Ditegur?

Di sisi lain, muncul pula klaim dari politikus Partai Demokrat Andi Arief yang menyebut Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko telah mendapatkan teguran dari Presiden Jokowi terkait isu kudeta Partai Demokrat. "KSP Moeldoko sudah ditegur Pak Jokowi. Mudah-mudahan tidak mengulangi perbuatan tercela terhadap Partai Demokrat," cuit Andi Arief melalui akun media sosial Twitter @Andiarief_, Jumat (5/2/2021).

Andi berharap agar Moeldoko tidak mengulangi perbuatannya terhadap Partai Demokrat setelah ditegur Presiden Jokowi. "Mudah-mudahan tidak mengulangi perbuatan tercela terhadap Partai Demokrat," ujarnya.

Baca Juga: Mengeluh Punya Haters ke Fiki Naki, Mata Dayana Berkaca-Kaca...

Lebih lanjut, dia juga menyebut masih ada sejumlah senior partai yang kecewa dan kurang legowo jika Partai Demokrat dipimpin oleh generasi muda seperti AHY. "Buat beberapa senior partai yang kecewa dan kurang legowo dipimpin generasi muda (AHY), kami maklumi. Itu sisa-sisa feodalisme, tugas partai untuk mendidik," ujar Andi.

Sayangnya tak ada sumber jelas klaim Andi Arief  tersebut. Dengungan para politikus itu bahkan lebih memekakan telingan ketimbang Presiden Jokowi sendiri yang memilih diam seribu bahasa.

KLIK dan LIKE untuk lebih banyak berita Solopos

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya