SOLOPOS.COM - Puluhan pekerja dari berbagai serikat pekerja berdemo menolak kebijakan pemerintah yang menaikan tarif listrik. Mereka berdemo di depan Gedung DPRD Jateng di Jl. Pahlawan, Semarang, Rabu (10/5/2017). (JIBI/Semarangpos.com/Imam Yuda S.)

Demo dilakukan puluhan pekerja dari berbagai perkumpulan yang menolak kenaikan tarif dasar listrik di depan Gedung DPRD Jawa Tengah (Jateng).

Semarangpos.com, SEMARANG – Puluhan pekerja yang tergabung dari berbagai serikat pekerja di Jawa Tengah (Jateng) menggelar aksi demo di depan Gedung DPRD Jawa Tengah (Jateng) Jl. Pahlawan, Semarang, Rabu (10/5/2017). Mereka menuntut agar pemerintah menurunkan tarif dasar listrik yang saat ini dirasa sangat membebani masyarakat, tak terkecuali kaum buruh atau pekerja.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Dari puluhan pekerja yang menggelar aksi demo itu, beberapa di antaranya merupakan karyawan yang berstatus outsourcing di Perusahaan Listrik Negara (PLN). Para karyawan PLN yang tergabung dalam Federasi Serikat Pekerja Listrik Negara (FSPLN) itu merasa senasib dengan para pekerja lain yang terbebani dengan kenaikan tarif dasar listrik.

“Saat ini tagihan listrik 900 VA di rumah saya mencapai Rp450.000. Padahal, sebagai karyawan outsourcing gaji saya per bulan hanya Rp2,1 juta. Dengan gaji sebesar itu dan tarif listrik yang tinggi, tentu menjadi beban bagi kami. Lantas, bagaimana kami harus memenuhi kebutuhan yang lain?” ujar salah satu peserta aksi demo dari FSPLN, Rizki Anwar, saat dijumpai Semarangpos.com.

Rizki mengaku tidak peduli jika aksinya berdemo bersama pekerja lain menentang kenaikan tarif dasar listrik itu berdampak pada kariernya di perusahaan. Ia hanya merasa patut memperjuangkan nasib yang merasa terbebani dengan tarif listrik yang sudah mengalami kenaikan sebanyak tiga kali sepanjang 2017 ini.

Selain karyawan PLN dari FSPLN, demo menentang kenaikan tarif listik ini juga diikuti para pekerja yang tergabung dalam organisasi pekerja lain, sepert Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI), Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI), Serikat Pekerja Independen, dan lain-lain.

Dalam aksinya, para pekerja itu akhirnya ditemui oleh anggota Komisi D DPRD Jateng. Mereka selanjutnya menggelar dialog dengan Komisi D DPRD Jateng dan perwakilan Dinas Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Jateng terkait tuntutannya itu.

Koordinator aksi demo yang juga merupakan Ketua DPW FSPMI KSPI Jateng, Aulia Hakim,  menyebutkan alasan menggelar demo di depan Gedung DPRD Jateng karena berharap para wakil rakyat itu bisa menyuarakan aspirasi kelompoknya ke pemerintah pusat.

“Seandainya massa yang datang ini tidak cukup menyita perhatian pemerintah, kami siap turun dengan massa yang lebih besar,” tutur Aulia.

Aulia menyebutkan kenaikan tarif listrik memang sangat membebani masyarkat, terutama kaum pekerja. Terlebih lagi kenaikan itu terjadi jelang bulan puasa atau ramadan, di mana harga-harga kebutuhan pokok lainnya turut merangkak naik.

Wakil Ketua Komisi D DPRD Jateng, Hadi Santoso, menyatakan siap menjadi corong para pekerja. Ia siap membawa tuntutan para pekerja itu saat rapat gabungan anggota DPRD Jateng nanti.

“Apa yang menjadi masukan dari serikat pekerja ini akan kami bawa ke rapat DPRD dan semoga bisa diteruskan ke tingkat pusat. Semoga apa yang jadi tuntutan para pekerja agar kenaikan tarif listrik ini ditunda bisa dipenuhi,” beber Hadi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya