SOLOPOS.COM - Tenda keprihatinan karyawan perusahaan jamu PT Nyonya Meneer di depan pintu masuk pabrik di Jl Raden Patah, Kaligawe, Semarang, Senin (18/7/2016). Para karyawan ini mendirikan tenda sebagai bentuk protes karena gaji selama lima bulan dan THR mereka yang belum dibayarkan. (JIBI/Semarangpos.com/Imam Yuda Saputra)

Demo buruh dilakukan pekerja PT Nyonya Meneer dengan mendirikan tenda di area seputar pabrik di Jl Raden Patah, Kaligawe, Semarang.

Semarangpos.com, SEMARANG Sudah hampir lima bulan lamanya para karyawan perusahaan jamu PT Nyonya Meneer tak mendapat gaji. Berbagai upaya untuk mendapat hak pun dilakukan ribuan karyawan itu, mulai dari berdemonstrasi, mengadu ke gubernur, hingga mendirikan tenda keprihatinan di depan pintu masuk pabrik di Jl Raden Patah, Kaligawe, Kota Semarang.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Tenda yang didirikan sejak sebulan terakhir itu, setiap harinya selalu dipenuhi para karyawan yang menuntut upah. Mereka bergantian berjaga di tenda tersebut agar pintu belas kasihan pemilik perusahaan terketuk dan segera membayarkan hak-hak pekerjanya. Nyatanya, sejak sebulan tenda mereka tempati, upaya para karyawan itu tak menemui hasil.

Belas kasihan justru acap kali datang dari pihak lain yang iba melihat penderitaan para karyawan peserta demo buruh itu. “Biasanya bantuan justru kami peroleh dari orang-orang yang melintas di sini. Mereka kadang menyumbang uang atau pun makanan. Seperti saat bulan puasa kemarin, terkadang dari Polsek Genuk malah yang mengasih nasi bungkus untuk jatah buka puasa atau makan sahur kami,”  ujar perwakilan karyawan PT Nyonya Meneer, Susanto, saat disambangi Semarangpos.com di tendanya, Senin (18/7/2016) siang.

Berdasarkan pantauan Semarangpos.com di lokasi, kondisi para karyawan yang berjaga di tenda itu terbilang memprihatinkan. Mereka berjaga tanpa memiliki bekal, baik makanan maupun minuman, sejak pagi hingga sore hari.

Demi menjaga kondisi tubuh para pekerja yang melakukan demo, pihak koordinator demo buruh itu pun membagi jadwal berjaga di tenda tersebut menjadi tiga shift. Masing-masing shift diisi 50 karyawan.

“Kami semua telah sepakat agar tenda ini tidak pernah kosong selama gaji kami belum dibayarkan. Jadi ya kami lakukan penjagaan secara bergantian. Kebetulan karyawan yang menuntut haknya ka banyak, sekitar 2.000 pekerja, jadi untuk membaginya tidak sulit,” imbuh Susanto.

Susanto berharap pihak perusahaan segera memenuhi janji mereka. Dari pertemuan yang sudah berlangsung beberapa kali, perusahaan mengaku akan melunasi gaji para karyawan plus tunjangan hari raya (THR) akhir Juli ini. “Tapi kalau enggak, kami akan beri waktu sampai akhir Agustus. Kalau masih tidak dibayarkan kami akan menempuh jalur hukum,” imbuh Susanto.

Senada juga diungkapkan salah satu buruh, Suyatmi, 50, warga Genuksari. Ia berharap gaji dan THR nya segera cair karena sudah dikejar kebutuhan. “Selama tidak mendapat gaji, saya banyak berhutang ke sana ke sini. Sekarang hutang saya sudah menumpuk. Kalau tidak segera dibayarkan, mau bayar utang pakai apa?” keluh Suyatmi.

 

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya