SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solo (Espos)–Pendiri Yayasan Sastra Solo John Paterson menyatakan Yayasan Sastra merupakan institusi yang bergerak di bidang penyelamatan dan penyebarluasan naskah tulisan Jawa. Dalam rangka penyelamatan naskah tersebut, Yayasan Sastra rela mengeluarkan dana sekitar Rp 1 miliar dalam pengelolaannya sekitar 12 tahun.

Penegasan John Paterson itu disampaikan saat menggelar jumpa pers dengan wartawan, Selasa (26/5), di Yayasan Sastra Solo. Dalam jumpa pers itu, John yang didampingi Ketua Yayasan Sastra Supardjo dan sejumlah staf yayasan serta Wakil Ketua Komite Radya Pustaka Sanjoto sempat memberikan penjelasan untuk mengklarifikasi pemberitaan di media yang dinilai mengganggu yayasan itu.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Saya tertarik dengan naskah-naskah Jawa ini karena kesengsem. Saya mulai melakukan penyelamatan sejak tahun 1980-an dengan mengumpulkan naskah dan buku-buku lama dari pusat perdagangan buku bekas, seperti Triwindu, Alun-alun Keraton dan banyak dari almarhum Suranto Atmosaputro. Saya khawatir dengan cuaca di sini (Solo) akan rentan bagi naskah. Akhirnya saya menyelamatkan naskah-naskah itu saat pulang ke Australia. Jumlah naskahnya sekitar 6.000 buah, dan sejak tahun 1995 sudah berangsur-angsur di bawa ke Yayasan Sastra untuk kepentingan sosial,” terang John yang juga alumnus Universitas Melbourne Australia.

Menurut dia, hingga sekarang jumlah naskah atau buku lama di Australia masih sekitar 3.000 buah. Sistem pengelolaan di Yayasan Sastra ini menggunakan digitisasi, yakni mengalihaksarakan naskah dan meng-upload ke website agar bisa dimanfaatkan publik. Selama ini, kata John, sudah sebanyak 15 juta kata yang sudah dikerjakan Yayasan Sastra.

Lebih lanjut John menguraikan, sisa naskah yang ada di rumahnya tidak begitu berharga, karena merupakan naskah salinan, di mana pada waktu itu belum ada mesin foto copy. Menurut dia, naskah-naskah yang sama juga ada di Museum Radya Pustaka dan Keraton Kasunanan, tetapi yang jelas sisa-sisa naskah itu tidak ada yang berlabel dari Museum Radya Pustaka maupun dari Keraton Kasunanan. Semua naskah Yayasan Sastra itu dibeli secara berangsur-angsur.

trh

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya