SOLOPOS.COM - UPT Perpustakaan Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta menggelar webinar bertema "Update Psikologi Pustakawan di Zaman Now” secara daring, Selasa (29/11/2022). (Istimewa)

Solopos.com, SOLO – UPT Perpustakaan Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta menggelar webinar bertema “Update Psikologi Pustakawan di Zaman Now” secara daring, Selasa (29/11/2022).

Webinar yang dimoderatori alumnus ISI Surakarta, Joko Suyanto, S.Sn., M.Sn ini menghadirkan narasumber yang kompeten di bidangnya, Dr. Wiji Suwarno, S.PDl., S.IPI., M.Hum. (Kepala Perpustakaan UIN Salatiga) dan Ranisa Kautsar Tristi, M.Psi. (Psikolog Klinis Yogyakarta).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Rektor ISI Surakarta, Dr. I Nyoman Sukerna, S.Kar., M.Hum., dalam sambutannya sekaligus membuka webinar UPT Perpustakaan Tahap II tahun 2022 ini mengatakan, dalam perpustakaan dapat dipastikan adanya layanan pemustaka, terutama layanan jasa.

Menurutnya, kemampuan seseorang di dalam dunia pelayanan jasa tidak tumbuh begitu saja, tetapi melalui proses yang diupayakan. Dunia pelayanan merupakan tempat seseorang bekerja secara profesional dalam melayani manusia sesuai dengan bidang kerjanya.

Setiap manusia memiliki potensi dan keunikan tersendiri yang tersembunyi dalam dirinya. Akan tetapi, bagaimana ia dapat mewujudkan segala potensi yang ada dalam dirinya menjadi kenyataan, tergantung pada sikap dan kepribadiannya.

“Begitupun dengan pustakawan harus mampu membangun komunikasi yang baik dengan pihak manajemen, sesama petugas, dan membangun komunikasi yang baik dengan pemustaka. Karena pelayanan yang prima akan mendatangkan rasa puas baik bagi pustakawan sendiri maupun bagi para pemustaka atau user,” ujarnya.

Baca Juga: ISI Solo Lepas 312 Wisudawan, 59 Orang Lulus dengan Predikat Cumlaude 

Namun di sisi lain, dalam upaya mewujudkan pelayanan prima, pustakawan juga menghadapi sejumlah tantangan antara lain dinamika organisasinya, tuntutan kinerja, regulasi kepegawaian, budaya kerja dan penerapan teknologi dalam bekerja.

Pustakawan juga menghadapi berbagai keluhan pemustaka seperti mechanical complaint (keluhan mekanika), attitudinal complaint (keluhan akibat sikap petugas pelayanan), service related complaint (keluhan berhubungan dengan pelayanan), dan unusual complaint (keluhan yang aneh).

Selain itu menghadapi karakteristik pemustaka yang pendiam, tidak sabar, banyak bicara, banyak permintaan, ragu, senang membantah, lugu, siap mental, curiga dan sombong, dan mungkin pustakawan menghadapi masalah pribadi.

Ketua panitia webinar UPT Perpustakaan, Nyono, S.Sos, melaporkan kegiatan tersebut diikuti lebih dari 250 peserta dari kalangan pustakawan, mahasiswa, praktisi kepustakawanan, pemerhati kepustakawanan, dan pemangku kepentingan kepustakawanan.

Baca Juga: Pemkab Nganjuk Gandeng ISI Surakarta untuk Perkenalkan Keris kepada Masyarakat

Menurutnya, pustakawan sebagai unsur terpenting memikul cerminan dari perpustakaan tempat bekerjanya. Umumnya orang akan menilai kualitas perpustakaan dari segi kepribadian dan kinerja pelayanan pustakawan.

“Ditambah lagi bagaimana pustakawan juga harus beradaptasi dengan perkembangan teknologi digital, menghadapi perilaku pemustaka generasi milenial, menyesuaikan diri dengan perubahan struktur lembaganya, memenuhi tuntutan capaian kinerjanya, dan sebagainya,” ujarnya.

Untuk menjawab masalah-masalah tersebut pustakawan perlu meng-update diri dengan wawasan psikologi terbaru untuk dijadikan bekal mengelola layanan perpustakaan dengan penuh optimisme dan motivasi yang tinggi menghadapi setiap dinamika keadaan.

Baca Juga: Dies Natalis Ke-58, ISI Surakarta Mencapai Artistic Research University 

Wiji Suwarno menyampaikan pemustaka ingin rasa nyaman ketika datang ke perpustakaan dan ada perhatian dan kepedulian dari pustakawan.

“Pada bidang perpustakaan perlu perjuangan untuk membumikan perpustakaan agar dikenal masyarakat tentu dengan pendekatan psikologis agar mereka tersentuh jiwanya. Memperlakukan pemustaka dengan baik, maka dia akan cinta dengan perpustakan terutama akan cinta dengan pengetahuannya dan akan menjadi orang yang sukses manusia seutuhnya,” ujar Wiji Suwarno.

Sedangkan Ranisa Kautsar menyatakan tantangan psikologis bagi pustakawan, bahwa apa yang terjadi di dunia 10% akan memengaruhi hidup, tapi yang paling memengaruhi adalah bagaimana cara kita merespons suatu hal.

“Jadi harapannya, saya dan teman-teman pustakawan semua menjadi pribadi yang lebih baik serta kita lebih pro aktif memupuk kesejahteraan diri,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya