SOLOPOS.COM - Nyamuk demam berdarah (Dok. JIBI/Harian Jogja)

Demam berdarah Sragen, satu bocah asal Gondang meninggal diduga akibat serangan demam berdarah.

Solopos.com, SRAGEN–Seorang bocah berumur 4,5 tahun asal Dukuh Cengkong RT 007, Desa Wonotolo, Kecamatan Gondang, Sragen, Ayu Berliana, mengembuskan napas terakhir saat dirawat di Pediatric Intensive Care Unit (PICU) RSUD Dr. Moewardi Solo, Minggu (7/2/2016). Anak ke delapan pasangan Sumadi dan Darmi itu meninggal dunia diduga terkena demam berdarah dengue (DBD).

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Kepala Puskesmas Gondang, Srage, Muzani, saat dihubungi Solopos.com, Selasa (9/2/2016), mengatakan peristiwa tersebut bermula saat Ayu demam pada Minggu (31/1/2016) lalu. Dia mengatakan Darmi, ibunda Ayu, membelikan sirup antipanas dari apotek pada Minggu sore. Setelah minum sirup, kata dia, kondisi Ayu membaik dan sudah bisa bermain dengan temannya pada Selasa (2/2/2016).

“Kendati sudah sembuh, kami tetap melakukan penyelidikan epidemiologi (PE) pada Kamis (4/2/2016). Dari 22 rumah yang di PE hanya ditemukan nyamuk pembawa DBD di satu rumah. Dari cerita ibunya Ayu, pada Minggu (7/2/2016) pukul 09.30 WIB, tiba-tiba Ayu lemas, pucat, hingga nyaris pingsan. Ayu langsung dilarikan ke klinik desa selama 15 menit. Di klinik hanya diinfus dan diberi obat antikejang. Ayu pun dirujuk ke RS Sarila Husada Sragen,” kata Muzani.

Dia melanjutkan dari rumah sakit itu kemudian dirujuk lagi ke RSUD Dr Moewardi Solo pukul 10.30 WIB. Dia mengatakan Ayu dan orang tuanya tiba di RSUD Dr. Moewardi Solo pukul 12.00 WIB langsung masuk Unit Gawat Darurat (UGD) kemudian masuk PICU.
“Kemudian pada malam harinya, Ayu sudah tiada. Sebelumnya kami juga mendapat kabar warga sekitar yang mondok di rumah sakit dengan indikasi DBD. Tetapi puskesmas belum menerima laporan resminya,” ujarnya.

Dia menerangkan pada kegiatan PE, Kamis lalu, petugas puskesmas juga menyampaikan penyuluhan tentang DBD. Orang tua Ayu itu, ujar dia, juga ikut penyuluhan. Penyuluhan itu dilakukan di rumah Pak Bayan yang berdekatan dengan rumah Darmi. “Inti penyuluhan itu kalau ada yang panas segera diperiksakan ke puskesmas. Ya, mungkin karena si anak itu sudah main sama teman-temannya dikira sudah sembuh,” ujarnya.

Muzani juga memerintahkan untuk PE ulang dan pengasapan atau fogging pada Selasa sore pukul 15.00 WIB. Pengasapan dilakukan pada radius 200 meter dari fokus kasus. Dia bertanya-tanya dari hasil PE hanya satu tempat yang positif ada nyamuk pembawa virus DBD.
“Saya sempat menanyai orang tua Ayu, sejak panas pekan lalu tidak pernah dibawa ke mana-mana. Anaknya yang nomor tiga dan empat sempat kena DBD juga dulu dan masuk rumah sakit juga.

Sementara itu, Kepala Desa Wonotolo, Sunarto, mengatakan pemerintah desa sudah melaporkan kasus DBD ke Puskesmas Gondang pada dua pekan lalu. Dia mencatat ada 5-6 orang yang menderita demam karena suspect DBD.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya