SOLOPOS.COM - Ilustrasi demam berdarah dengue. (beritajakarta.com)

Demam berdarah Solo, DKK Solo memprediksi puncak DBD pada Mei mendatang.

Solopos.com, SOLO–Memasuki pekan pertama Januari, dua warga di Mojosongo terkena demam berdarah dengue (DBD). Tren kasus DBD ini terus akan meningkat dan puncaknya diprediksi terjadi pada Mei mendatang.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kepala Bidang (Kabid) Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) DKK Solo, Efi S. Pertiwi meminta warga terutama di daerah endemis DBD untuk mewaspadai penyebaran penyakit akibat gigitan nyamuk aides aigepty. “Pekan pertama Januari saja sudah dua warga kena DBD. Semua di Mojosongo, yakni wilayah RW 009 dan RW017. Padahal kami targetkan tidak ada kasus DBD,” kata Efi ketika dijumpai di ruang kerjanya, Jumat (15/1/2016).

Ekspedisi Mudik 2024

Efi mengatakan tren penyebaran penyakit DBD akan terus meningkat seiring musim penghujan. Genangan air yang ada di lingkungan tempat tinggal menjadi lokasi berkembangnya sarang nyamuk mematikan ini. Menurut Efi, warga harus meningkatkan gerakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) di lingkungannya masing-masing. “Jadi jangan sampai lengah sedikitpun. Karena DBD terus mengancam kita,” kata Efi.

Selain meningkatkan gerakan PSN, Efi semakin gencar menggelar penyuluhan dengan dibantu kader hingga ke tingkat RW. Penyuluhan untuk memberikan informasi kepada masyarakat tentang nyamuk DBD, termasuk ciri-ciri terserang DBD. Dengan pemahaman ini diharapkan warga ikut berpartisipasi dalam memberantas sarang nyamuk DBD.

“Melakukan pencegahan itu jauh lebih baik. Jadi bukan karena ada yang kena DBD terus kita fogging atau lain sebagainya,” tuturnya.

Efi mengaku tidak akan langsung mengambil kebijakan untuk melakukan fogging atau pengasapan di lokasi yang baru ditemukan DBD. Melainkan, pengasapan baru akan dilakukan jika memenuhi persyaratan, salah satunya angka house index (HI) atau presentase jumlah rumah positif jentik nyamuk melebihi ambang batas normal yakni dibawah lima persen. “Kami mengimbau agar warga menghindari gigitan nyamuk dengan memakai kelambu, lotion anti nyamuk atau tanaman pengusir nyamuk,” katanya.

Pada tahun ini, Efi menargetkan 50% kelurahan di Solo bisa bebas DBD. Bahkan ia menargetkan angka DBD bisa ditekan maksimal setahun hanya 30 kasus. Target ini berkaca pada 2010 silam, di mana angka kasus DBD bisa tidak lebih dari 30 kasus. Hingga kini, wilayah Mojosongo dan Kadipiro masih menjadi daerah merah endimis DBD.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya