SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/SOLOPOS/dok)

Ilustrasi (JIBI/SOLOPOS/dok)

SRAGEN – Seorang bocah berusia 10 tahun bernama Fajar Aprilia, warga Dukuh Kenatan RT 011, Desa Karanganyar, Kecamatan Sambungmacan, Sragen meninggal dunia lantaran diduga terkena demam berdarah (DB), Sabtu (21/1) lalu sekitar pukul 14.00 WIB. Pascamusibah tersebut, tim Dinas Kesehatan (Dinkes) menemukan dua kasus tambahan di
daerah endemis DB itu.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Keterangan yang diterima Espos, Selasa (24/1/2012), dari laporan pemerintah kecamatan yang ada di Kantor Badan Kesatuan Bangsa Politik dan Perlindungan Masyarakat (Kesbangpollinmas) Sragen, menyebutkan putra pasangan Sarimin, 35 dan Suparmi, 30, itu semula mengalami panas selama dua hari. Korban yang duduk di bangku sekolah dasar kemudian dibawa ke bidan desa, Senin (16/1/2012). Lantaran tak kunjung sembuh, korban dibawa ke Posyandu untuk diberi obat.

Demam korban kembali tinggi disertai kejang-kejang pada Kamis (19/1/2012), sekitar pukul 22.00 WIB dan langsung dibawa ke RSUD Sragen. Tim medis RSUD mengambil sampel darah untuk dites di laboratorium dan ternyata positif terkena DB. Kondisi korban semakin kritis, kemudian pihak RSUD merujuk ke rumah sakit di Solo hingga akhirnya korban mengembuskan
napas terakhirnya.

Kabid Pencegahan Penyakit dan Perlindungan Lingkungan (P2PL) Dinas Kesehatan (Dinkes) Sragen, dr Joko Puryanto, yang kini menduduki jabatan baru sebagai Direktur RSUD Gemolong, saat dihubungi Selasa sore membenarkan adanya kematian bocah karena terkena DB di Dukuh Kenatan, Sambungmacan. Menurut dia, pada satu hari berikutnya, yakni Minggu (22/1/2012), ditemukan kasus tambahan seorang bayi di bawah lima tahun (balita) tetangga korban.

Balita tersebut diketahui bernama Choirul Bintang masih dirawat intensif di RSUD Sragen. “Kasus tambahan ini ditemukan di sebelah rumah korban persis. Sebelumnya kakak korban juga mengalami demam dan panas, tapi sudah sembuh. Kami sudah melakukan pengasapan atau fogging pada Minggu lalu dan penyuluhan langsung kepada masyarakat sekitar,” urai Joko.

Dia menerangkan Posko kesehatan DB juga dibentuk di lingkungan setempat untuk antisipasi lebih lanjut. Selain itu, imbuhnya, warga setempat diharapkan segera melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) secara terus menerus, mengingat saat ini tengah musim penghujan. “Daerah Kenatan ini memang daerah endemis. Kasus yang terjadi di daerah itu bukan kasus impor, melainkan murni kasus setempat. Pada awal bulan lalu juga ditemukan kasus yang sama di wilayah Desa Bedoro
dan Cemeng. Upaya yang dilakukan juga sama untuk pencegahannya,” imbuhnya.

Kepala Dinkes Sragen, dr Joko Irnugroho, saat dijumpai Espos, juga membenarkan adakan kejadian tersebut. Dia menegaskan sudah memerintahkan tim Dinkes untuk melakukan penyemprotan dan penyuluhan langsung.

JIBI/SOLOPOS/Tri Rahayu

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya